TEMPO Interaktif, Jakarta — Menyikapi tingginya curah hujan di Jakarta, Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta akan memulai program pembersihan sampah, penertiban saluran penghubung yang tertutup dan pelebaran saluran penghubung di lima wilayah Jakarta. Program tersebut akan dilaksanakan mulai awal Oktober.
Kepala Dinas PU Ery Basworo , Ahad (26/9), mengatakan genangan air yang seringkali dijumpai di jalan protokol, arteri, kolektor dan di jalan permukiman penduduk disebabkan kurangnya wilayah resapan air di Jakarta.
Hal tersebut, kata dia, diperburuk dengan tidak mengalirnya air hujan yang saat ini sedang deras secara lancar ke saluran penghubung mikro dan makro karena beberapa sudah ditutup dengan beton. "Bahkan beberapa sudah didirikan bangunan,” kata Ery kepada Tempo.
Sebagai solusinya, menurut Ery, dengan membesarkan saluran penghubung sebagai tali air untuk mengalirkan air hujan ke laut atau sungai yang ada di Jakarta. Upaya ini akan dilakukan dengan segera untuk menghadapi intensitas hujan yang sangat tinggi dengan durasi pendek setiap hari di Jakarta.
“Akibatnya, terjadi antrian air hujan yang akan masuk ke mulut-mulut saluran penghubung karena banyak yang tertutup dengan beton, terjadi tumpukan sampah dan sempit,” ujar Ery.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air Dinas PU DKI, Tarjuki, menjelaskan Dinas PU DKI mempunyai anggaran Rp 1,5 miliar per triwulan atau Rp 6 miliar dalam satu tahun anggaran untuk tindakan pencegahan dan penanggulangan genangan air atau bencana akibat jebolnya tanggul. Anggaran tersebut tergolong sebagai anggaran darurat yang diperuntukkan menghadapi hal-hal tak terduga
“Memang kecil jumlah anggarannya.Tapi itu gunakan hanya untuk tindakan penyelamatan saja agar tidak ada genangan. Seperti melakukan crossing saluran, memperbaiki turap jebol baik sementara maupun permanen agar tidak terjadi longsor serta membersihkan saluran dari sampah-sampah yang menghambat aliran air ke kali atau sungai. Ya seperti tim densus banjir lah,” kata Tarjuki menerangkan.
Renny Fitria Sari