TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Badan Layanan Umum Transjakarta, Muhammad Akbar, menolak disalahkan sepenuhnya atas setiap kecelakaan yang terjadi di sepanjang busway. Kecelakaan bukan hanya karena kelalaian pengemudi bus tapi juga kurangnya kesadaran pengguna jalan yang lain.
"Jika tidak ada interaksi antara Bus Transjakarta, pengendara dan pejalan kaki, kecelakaan akan bisa ditekan," kata Akbar, Selasa 26 Juli 2011.
Kecelakaan di jalur Bus Transjakarta kembali terjadi Selasa pagi tadi. Bus dengan nomor bodi JET 049 menabrak seorang pejalan kaki, Komariah, 57, di Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat. Komariah akhirnya meninggal dan si pengemudi, Priyono, langsung digiring kepolisian lalu lintas setempat.
Kecelakaan di busway juga terjadi di Jalan Kalideres, Sabtu lalu. Saat itu bus melindas kaki Elisabeth, 21, yang langsung dibawa ke Rumah Sakit Sumber Waras, Jakarta Barat.
Menurut Akbar ada tiga penyebab utama terjadinya kecelakaan di jalur busway. Minimnya kelengkapan infrastruktur seperti jembatan penyeberangan dan terbatasnya keberadaan pagar di tengah jalan adalah diantaranya. Tapi yang tidak kalah penting adalah peningkatan kesadaran pengguna jalan untuk tidak masuk busway.
"Kalau pengguna jalan dan sepeda motor tidak masuk jalur busway, serta pejalan kaki menyeberang di jembatan perlintasan, kecelakaan akan mudah ditekan," ujarnya.
Akbar menyebut program sterilisasi yang selama ini sudah dilakukan cukup ampuh menekan kecelakaan. Sayangnya program tidak kontinyu. "Saat sterilisasi digiatkan tingkat kecelakaan menurun, ini sangat signifikan," ujar Akbar.
Adapun pembinaan dijanjikannya terud diberikan terhadap para pengemudi Bus Transjakarta. Program pembinaan yang dimaksudnya adalah bagaimana sikap mengemudi di lajur busway.
IRA GUSLINA