TEMPO.CO, Jakarta - Setelah unjuk rasa yang digelar ribuan massa anti-kenaikan bahan bakar minyak kemarin, lalu lintas di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat kembali lancar. Menurut pantauan Tempo, Sabtu, 31 Maret 2012, lalu lintas di Jalan Gatot Subroto, baik yang mengarah ke Slipi maupun Semanggi, sudah lancar.
Begitu pula jalur tol dalam kota, sudah terlihat kendaraan-kendaraan meluncur lancar dari kedua arah. Keadaan jalan raya yang tadi malam sempat kotor akibat sampah demonstran, batu-batu, dan pecahan gas air mata, pagi ini terpantau bersih.
Fenomena berbeda terlihat jelas di halaman depan DPR. Kesan kaku karena pagar yang tinggi dan tidak pernah dibuka berubah menjadi terlihat ramah akibat jebolnya tembok pagar depan sebelah timur dan barat. Selain itu, gerbang utama juga terbuka.
Tempo melihat ada sejumlah aparat dengan tameng yang masih berjaga di depan DPR. Ada juga polisi lalu lintas yang menertibkan masyarakat. Pasalnya, sebagian khalayak berhenti di pinggir jalan untuk mengambil gambar.
Salah seorang karyawan yang ditemui Tempo, Arman, 27 tahun, mengaku iseng mampir. Arman penasaran dengan pemberitaan di media tentang demonstrasi kemarin. "Wah, ternyata begini ya, hebat juga pagarnya bisa sampai jebol," tuturnya, yang sebenarnya jarang memilih jalan depan DPR sebagai jalur alternatif menuju tempatnya bekerja.
Kemarin, massa yang terdiri dari ormas-ormas, buruh, dan mahasiswa berdemonstrasi sejak pagi. Unjuk rasa yang awalnya terkendali kemudian memanas menjelang siang hingga sore. Demonstran mulai membakar ban, melempar batu dan kayu, melempar molotov, dan merusak pagar.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, sempat mengatakan tidak akan ada pembubaran massa akibat perpanjangan waktu demonstrasi. Rikwanto mengaku telah bernegosiasi dengan koordinator demonstrasi untuk sama-sama menjaga kondisi hingga putusan dari sidang paripurna keluar.
Situasi yang sempat melunak tiba-tiba memanas, ketika sekitar pukul 19.00, mahasiswa melempar molotov ke arah aparat. Selanjutnya, pasukan antihuru-hara memukul mundur demonstran secara paksa.
Selain memecah massa dengan barakuda, aparat juga berkali-kali menembakkan gas air mata dan meriam air. Massa memecah ke dua arah, Semanggi dan Slipi. Dari hasil penyisiran, informasi terakhir tadi malam, sebanyak 21 demonstran ditahan.
AYU PRIMA SANDI
Berita terkait:
Pengesahan APBN Perubahan 2012 Masuki Waktu Kritis
Polisi Maafkan Penyumbang Nasi Basi
Guyon PKS ala Marzuki Berbuah Banjir Interupsi
PKS Menolak Kenaikan Harga BBM
Presiden SBY Nonton Bareng Paripurna DPR di Istana