TEMPO.CO, Tangerang - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah II Ciputat, Kota Tangerang Selatan, menyatakan wilayah Tangerang dan sekitarnya sedang mengalami kekeringan (musim kemarau) pada Agustus ini . "Ini menjadi puncak musim kemarau," kata Kepala BMKG Wilayah II Ciputat, Subardjo, Selasa, 7 Agustus 2012.
Subardjo memperkirakan musim kemarau di Tangerang dimulai sejak April dan berakhir pada September 2012. “Efek dari musim panas itu menyebabkan terjadinya kekeringan lahan pertanian, mengeringnya sungai, dan hutan rawan terbakar,” katanya. Ia mengatakan, suhu pada musim kemarau ini masih pada batas normal. Jika pada pagi-siang hingga sore hari panas menyengat, pada malam hari terasa dingin.
Subardjo mengatakan musim kemarau disebabkan posisi suhu air laut sedang dingin dan kurang terjadinya proses penguapan. Maka sejak April lalu telah terjadi musim kemarau yang diperkirakan akan berakhir pada bulan September. "Suhu untuk musim kemarau saat ini minimum 24 derajat Celsius hingga maksimal 32 derajat Celsius. "Suhu saat ini masih dikatakan normal dan September akan berakhir," kata Subardjo.
Menurut Subardjo, musim kemarau tidak berlaku untuk seluruh wilayah di Indonesia. Meskipun wilayah Tangerang dan sekitarnya, termasuk Jakarta, untuk saat ini dalam kondisi kemarau, berdasarkan monitor data perkiraaan cuaca BMKG untuk wilayah Indonesia Timur, misalnya di Ambon, saat ini justru musim hujan. Akan tetapi, kondisi paling parah dalam musim kemarau pada bulan Agustus adalah Pulau Jawa. Beberapa lahan pertanian di Jawa sudah mengering akibat kemarau. Sedangkan di Tangerang, dampak dari musim kemarau juga terjadi. Di antaranya menyusutnya air Sungai Cisadane yang menjadi penopang irigasi sehingga dikhawatirkan bakal terjadi kekeringan.
JONIANSYAH
Berita Populer:
Awas, Banyak Ustadz ''Gadungan'' di Televisi
Rhoma Tak Mau Minta Maaf Ke Jokowi-Ahok
Alasan Rhoma Irama Menangis di Panwaslu
Pengamat: Rhoma Irama Tak Sensitif
Dukung Jokowi, Jusuf Kalla Dinilai Tak Elegan
Foke Beberkan Jasanya