TEMPO.CO, Jakarta - Kota Tua, Taman Sari, Jakarta Barat, sudah mulai ditata. Agar menjadi kawasan menengah ke atas, para pedagang kaki lima (PKL) mulai melipir dari area tersebut.
Sejumlah pedagang di wilayah Kota Tua mengaku tak begitu mempermasalahkan penataan ulang ini. Mereka berkata sudah punya tempat lain untuk berdagang sejak Kota Tua ditata.
Waluyo, misalnya, yang berdagang es potong, mengaku sudah tak bisa berjualan di depan Museum Fatahillah lagi sejak Senin, 3 Desember 2012. Ia menggunakan gerobak dorong sehingga memudahkannya untuk berjualan di tempat lain.
"Saya kan pakai gerobak dorong, jadi bisa berkeliling, tidak terlalu masalah. Dulu, setelah pukul 16.00, kami biasanya boleh memasuki Taman Fatahillah (pelataran Museum Sejarah Nasional)," ujar Waluyo.
Hal senada diungkapkan pedagang aksesori, Abi. Ia juga mengaku sudah tak bisa berdagang di Museum Fatahillah. Namun, ia sudah menemukan tempat lain untuk membuka lapak, yaitu di sepanjang Kali Besar.
"Lagi pula, kalau tidak ada yang berdagang di Taman Fatahillah, tempat itu jadi serem. Gelap begitu," ujarnya. Menurut dia, jam berdagang di Kali Besar diatur pukul 15.00-22.00.
Sebagaimana diketahui, guna menata ulang kawasan Kota Tua, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merelokasi PKL yang ada di sana. Rencananya, Kota Tua ingin ditata ulang menjadi kawasan kelas menengah ke atas seperti yang dicanangkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Beberapa kerusakan akibat banyaknya PKL di kawasan Kota Tua, misalnya, membuat permukaan conblock terlapisi cairan minyak. Selain itu, sampah bekas dagangan juga menumpuk sehingga tak enak dipandang.
ISTMAN MP
Berita Lain:
Seperti Apa Panasnya Rapat Jokowi-Ahok soal MRT?
Apa Maunya Jokowi-Ahok soal Ancol?
Komplotan Bertopeng Serang Polisi Patroli di Depok
Ini Calon Wali Kota Bekasi Terkaya
PT KAI Tunda Pengoperasian Kereta Bogor-Jakarta
Sedang Patroli, Dua Polisi Depok Diclurit