TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz menegaskan konsep rumah susun sewa (rusunawa) Ciliwung yang diusung kementeriannya berbeda dengan konsep kampung deret yang dikonsep Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
"Jelas beda, kalau konsepnya Pak Jokowi itu membedah kecamatan atau kelurahan, dari perumahan landdit ke pola rusun atau naik, sementara rusun ini langsung rumah susun," ujar Djan, Sabtu, 9 Februari 2013.
Konsep kampung deret ala Jokowi, kata dia, membedah suatu kawasan menjadi satu wilayah terpadu. Ia mencontohkan, satu kelurahan atau kecamatan memiliki luas 25 hektare, dengan konsep kampung deret, pemukiman warga dipindahkan ke rusun
Sedangkan lahan sisanya dipergunakan untuk pembangunan fasilitas pendidikan, puskemas, pasar, hingga waduk dan jalur hijau untuk menyerap air. "Sehingga pas hujan tidak banjir karena airnya masuk, nah saat banyak justru airnya dikembalikan ke sungai," kata dia.
Adapun fasilitas rusun dikawasan Ciliwung hanya menggunakan lahan yang telah tersedia, dengan mentitik beratkan pada satu titik bangunan. "Tidak ada waduk layaknya kampung deret," ujar Djan.
Djan menyatakan, rencana pembangunan rusun di bantaran Ciliwung sudah mendapatkan lampu hijau dari pemerintah. "Tinggal menunggu Kepresnya," kata dia. Sementara, konsep kampung deret yang diusung Jokowi masih dalam taraf perencanaan.
JAYADI SUPRIADIN