TEMPO.CO, Jakarta - Fajar Sidik, adik ustad Jefry Al Buchori, menceritakan lima jam terakhir waktunya bersama sang kakak. "Belakangan jarang bertemu, makanya kaget ketika beliau memberi kabar dua hari lalu," kata Fajar Sidik dengan rasa sedih tertahan kepada Tempo di rumah duka, Jumat, 26 April 2013.
Bersama lima kerabatnya, malam kemarin, ustad yang akrab disebut ustad Uje itu tiba-tiba mengajak ke luar rumah setelah berkumpul di rumahnya. "Cari angin aja," kata Fajar. Maklum, selama sepekan terakhir, kegiatan ustad Uje lebih banyak dihabiskan di rumah karena sedang sakit.
Berangkatlah kelimanya menggunakan tiga sepeda motor besar ke kawasan Kemang, Jakarta Selatan, pada pukul 21.00 WIB. "Ia mengajak ngopi-ngopi di sana," ujarnya. Awalnya Fajar menampik ajakan ustad Uje. "Tapi, kalau mau, susah dilarangnya," ujar Fajar.
Dalam perjalanan menuju Kemang, tepatnya di Jalan Radio Dalam, Fajar sudah punya firasat buruk. "Motornya dua kali kena insiden," ujar Fajar. Pertama, sepeda motor besar Kawasaki Ninja ER-6n milik Uje terlihat oleng. Kedua, tak jauh dari sana, sepeda motor Uje juga sedikit hilang kendali ketika disalip oleh sebuah bus. "Saya tawarkan pulangnya agar dibonceng saja, ia menolak," ujar Fajar. (Baca: Ini Spesifikasi Motor Gede yang Ditunggangi Uje)
Di Kemang, tak hanya ngopi, ustad Uje pun sempat mengadakan rapat informal mengenai program tayangan Ramadan mendatang yang akan dibintanginya. Ustad Uje juga membahas rencana syuting di luar negeri, yang direncanakan bulan Mei. (Baca: Ustad Uje Kecelakaan Usai Ngopi di Kemang)
Dua jam nongkrong di Kemang, ada satu hal yang tak bisa dilupakan Fajar. "Ustad ditawari rokok, belinya dua bungkus, tapi bayarnya satu pak," ujarnya. Pada saat pulang, di tempat parkir, Uje pun bermurah hati kepada petugas parkir. "Bayar Rp 100 ribu (untuk tiga sepeda motor), tidak ambil kembalian," kata Fajar.
Setelah kejadian di Kemang, firasat Fajar menguat. Apalagi ia ingat kondisi tubuh kakaknya belum 100 persen pulih. Kembali Fajar tawarkan agar Uje tak perlu mengendarai sendiri sepeda motornya. "Ia menolak, alasannya masih sanggup," ujar Fajar.
Fajar tak meragukan kemampuan menyetir ustad Uje. "Meski lebih baru dari saya (kendarai moge), saya percaya kalau ia bilang siap," ujar pria berbadan kekar ini.
Firasat Fajar terbukti. Pada pukul 01.00 WIB, di Jalan Gedung Hijau Raya, Pondok Indah, sepeda motor yang ditumpangi ustad Uje kembali hilang kendali. Namun kali ini ustad Uje tak mampu menstabilkan lagi laju kendaraannya dan menabrak pohon palem di pinggir jalan. Ia terpelanting sejauh 5 meter, lalu tergeletak di sisi jalan. Kepalanya mengalami luka dan lengan kirinya patah.
Menurut polisi, ustad Uje diduga mengantuk saat mengendarai sepeda motor. Kondisi jalan yang lengang dan licin menjadi salah satu faktor penyebab kecelakaan. Ustad Uje segera dibawa ke Rumah Sakit Pondok Indah. Namun, nyawanya sudah tak tertolong ketika sampai di sana. Ustad Jeffry dipastikan meninggal dunia pukul 02.00 WIB.
Meski punya firasat buruk, Fajar tak menduga kecelakaan itu akan menewaskan ustad Uje. Namun, mengingat pesan terakhir Uje di Kemang bahwa rezeki milik Allah, "Begitu pula manusia, satu saat akan kembali pada-Nya tak tahu kapan," ujarnya. (Baca: Kronologi Kecelakaan Ustad Uje dan Istri Uje: Abi .... Umi Mau Ikut)
M. ANDI PERDANA
Berita Lainnya:
Ustad Uje Terpelanting Usai Tabrak Pohon Palem
Sebelum Kecelakaan, Ustad Uje Jatuh Dua Kali
Istri Ustad Uje: Abi .... Umi Mau Ikut
Kronologi Kecelakaan Ustad Uje
Ustad Uje Kecelakaan Usai Ngopi di Kemang
Motor Gede Uje Terlempar 20 Meter