TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pengurus Masjid Al Munawar melalui pengeras suara memberi imbauan. "Diharapkan jemaah tenang saat mengantarkan jenazah, semua tenang untuk yang sedang mengantar jenazah," ujarnya seusai salat jenazah untuk Munzir Al Musawa, pemimpin Majelis Rasulullah, Senin, 16 September 2013.
Menerobos lautan manusia, satu unit ambulans menjemput jenazah Munzir dari dalam masjid. Mobil itu pun lalu berangkat paling depan menuju tempat pemakaman di kompleks pemakaman keluarga Habib Kuncung, Kalibata, Jakarta Selatan.
Di belakang ambulans pembawa jenazah itu, ribuan orang berjalan beriringan. Sebagian tertunduk dengan raut muka sedih. Sebagian lain yang masih tegar berusaha tenang seperti anjuran pengurus masjid tadi.
Arak-arakan massa ini memang membuat macet ruas jalan Pancoran ke Pasar Minggu. Namun jemaah terlihat tenang dan mempercayakan pengaturan lalu lintas pada polisi yang bertugas di lapangan. Mereka berjalan tak mau kehilangan langkah mengantarkan Munzir ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Munzir wafat kemarin sore di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Ia meninggal di rumah sakit setelah terjatuh di kamar mandi rumahnya. Sampai saat ini belum ada penjelasan resmi dari pihak keluarga tentang penyebab kematian pemimpin Majelis Rasulullah tersebut.
Arak-arakan pelayat muncul sejak tadi malam setelah jenazah Munzir dibawa ke rumah duka. Jumlahnya bertambah keesokan harinya setelah pihak keluarga mengumumkan akan memakamkan Munzir selepas zuhur siang ini. Bahkan, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan dua menterinya menyempatkan diri untuk memberi penghormatan terakhir kepada Munzir Al Musawa.
M. ANDI PERDANA
Topik Terhangat:
Penembakan Polisi | Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Pencurian Artefak Museum Gajah | Jokowi Capres?
Berita Terpopuler:
Preman Siksa secara Seksual Janda Penjual Kopi
Cerita Masa Kecil Ahok di Bangka Belitung
Inul Daratista Pernah Tidur di Kamar Ahok
Organ Intim Janda Penjual Kopi Diolesi Sambal
MNC: Miss Uzbekistan Sah Mewakili Negaranya