TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) mengapresiasi usaha yang dilakukan oleh Pemerintah DKI Jakarta dalam menangani topeng monyet. Hingga sepekan terakhir, petugas merazia pengamen topeng monyet dan menyerahkan puluhan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) ke Kebun Binatang Ragunan.
"Topeng monyet sama sekali tidak memiliki nilai pendidikan yang baik, dan hanya menampilkan bentuk pelecehan satwa yang dikemas dalam bentuk 'hiburan'," kata Direktur Program Yayasan Kehati, Arnold Sitompul, di kantornya di Jakarta Selatan, Kamis, 31 Oktober 2013. Dia mengatakan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tidak sekadar memberikan pemanis bibir, melainkan benar-benar melakukan kerja nyata. Para alumnus topeng monyet itu dikarantina, divaksinasi, lalu di lepaskan di Kebun Binatang Ragunan.
Kehati juga mendorong daerah lain untuk melakukan langkah serupa. "Saat ini, Bandung dan Solo sepertinya akan mengikuti jejak Jokowi menertibkan topeng monyet," kata Sitompul.
Dia meminta masyarakat untuk tidak merasa kehilangan topeng monyet. Sebab, pelatihan seekor monyet untuk menjadi pelakon topeng monyet menempuh waktu yang lama dan menyakitkan. Sitompul mengatakan, pelakon topeng monyet biasa dilatih saat masih bayi dan langsung dipisahkan dari induknya. Langkah ini saja sudah membuat psikologis hewan yang biasa hidup berkelompok itu terganggu.
Pakar konservasi lingkungan dari University of Massachusetts, Amerika Serikat, ini mengatakan monyet yang disita harus melalui proses karantika. Sebab, secara genetik monyet ekor panjang memiliki kesamaan DNA yang sangat dekat manusia, lebih dari 90 persen. Bahkan, beberapa penelitian terbaru menyebutkan bahwa malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium knowlesi, yang sebelumnya hanya didapati pada monyet ekor panjang, kini sudah ditularkan kepada manusia.
Selain malaria, beberapa penyakit lain yang dapat ditularkan oleh monyet ekor panjang adalah rabies serta virus herpes dan tuberculosis. "Proses karantina dan vaksinasi mampu mereduksi kemungkinan ini," katanya.
Sitompul juga meminta Pemerintah DKI untuk membuat kandang yang semirip mungkin dengan kondisi habitat alaminya dan memungkinkan mereka hidup berkelompok. Monyet-monyet tersebut juga harus dibebaskan dari pengaruh makanan manusia dan kembali ke makanan alamiah mereka, yaitu buah-buahan.
REZA MAULANA
Berita terkait:
FOTO Pengamen Topeng Monyet `Tiarap`
Topeng Monyet Dirazia, Pawang Diberi Rp 1 Juta
Juragan Topeng Monyet Berharap Belas Kasihan Jokowi
Razia Topeng Monyet Dianggap Tabrak Budaya Betawi