TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek Tri Handoyo mengakui tak ada fasilitas khusus bagi penyandang kebutuhan khusus (difabel) pada kereta rel listrik bekas yang baru tiba dari Jepang. "Enggak ada," katanya usai konferensi pers di kantor KCJ, Stasiun Juanda, Senin 4 November 2013.
Untuk tunanetra, contohnya, tak ada pegangan khusus di KRL tersebut. Namun, menurut Tri bukan berarti kaum difabel tak bisa naik kereta. Tri mencontohkan, bagi difabel yang menggunakan kursi roda, kursinya bisa diparkir di bagian kursi lipat kereta. "Kursi kereta bisa dilipat untuk ruang pemakai kursi roda."
Baca Juga:
Di samping itu, dia menjanjikan bakal memodifikasi kereta agar ada pengeras suara yang memberitahu penumpang nama-nama stasiun yang disinggahi. "Ada pengeras suara, tapi perlu modifikasi perangkat. Nanti kami modif dulu seperti kereta yang lainnya," kata dia.
Seperti diberitakan Ahad lalu, 30 unit atau tiga rangkaian KRL JR seri 205 bekas Jepang tiba di Pelabuhan Tanjung Priok pada Ahad sore kemarin. Penambahan ini adalah bagian dari total 180 unit KRL yang bakal didatangkan dari Jepang pada 2013.
Tanggal 11 November nanti, 20 unit lagi bakal datang menyusul. Kemudian, akhir November, datang lagi 30 unit. Desember, ada lagi 60 unit. "Sampai akhir Desember, total 140 unit akan tiba," kata Tri. Sedangkan 40 unit lainnya datang bulan Maret 2014. (Baca: KRL bekas Jepang ditargetkan beroperasi Desember)
Manajer komunikasi KCJ, Eva Chairunisa menjelaskan, KRL buatan tahun 90-an ini menggunakan kursi lipat. Karena itu, kereta dengan kecepatan maksimal 70 kilometer per jam tersebut mampu memuat 230 penumpang per gerbong.
ATMI PERTIWI
Baca juga:
Total Penipuan Suami Eddies Adelia Rp 45 Miliar
Mantan Napi KPK Jadi Ketua NasDem Sumsel
Polda Konfrontasi Korban-Saksi Video Mesum SMPN 4
Soal HP Porno, Jokowi Setuju HP Haram di Sekolah
Eddies Adelia Belum Penuhi Panggilan Polisi