TEMPO.CO, Jakarta - Siang itu, tak ada sahut-menyahut antar-pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Biasanya, makin siang, makin kencang para pedagang ini menawarkan barang dagangannya, beradu suara dengan kendaraan yang berseliweran di pusat tekstil terbesar se-Asia Tenggara ini.
Salah satunya Fitriati, pemilik “kios 100” yang terletak di Blok C, Pasar Tanah Abang. Wanita yang biasa dipanggil Upik ini hanya duduk memandangi barang dagangannya, busana muslim dan perlengkapan ibadah, sembari bercengkerama dengan teman sesama penjual. (Baca juga: Jilbab Hana CHSI Populer di Tanah Abang.)
Sesekali dia menawarkan dagangannya kepada pengunjung yang lewat. "Lebaran tahun ini sepi banget," kata Upik pada Kamis, 31 Juli 2014. Bahkan, menurut dia, omzet penjualannya tidak segurih Lebaran tahun lalu.
Upik menuturkan, selama bulan puasa hingga Lebaran tahun ini, omzetnya berada pada kisaran Rp 10-15 juta per hari. Padahal, Upik mengaku, di luar bulan puasa, omzetnya bisa mencapai Rp 7 juta per hari dan Rp 15 juta pada akhir pekan.
“Enggak ada bedanya dengan bulan biasa,” katanya. Tahun lalu, Upik menuturkan, omzetnya antara Rp 20 sampai 25 juta per hari. Bahkan, menurut dia, setelah Lebaran tahun lalu pun masih ramai, berbeda dengan saat ini.
Dia menduga minat belanja tahun ini menurun karena bersamaan dengan tahun ajaran baru. Masyarakat pun lebih memprioritaskan perlengkapan sekolah.
Pedagang lainnya, Dika Saputra, mengeluhkan hal serupa. "Saya sampai banting harga, tapi masih sepi," kata pemilik Toko Riveva ini. Baju-baju muslim dan batik yang biasa dijual pada kisaran Rp 50 ribu per potong dipangkas hingga separuh harga.
Menurut dia, saat bulan puasa hingga Lebaran, omzetnya hanya Rp 5-7 juta per hari. Tidak jauh berbeda dengan hari biasa Rp 2-5 juta per hari. "Tahun lalu bisa sampai Rp 15 juta per hari," kata lelaki asal Tasikmalaya ini.
Hendro, pedagang pakaian di Blok G, juga mengaku tidak merasakan berkah Ramadan. “Sepi kayak hari biasa,” ujarnya. Selama Ramadan, omzetnya kurang dari Rp 2 juta per hari, biasanya sekitar Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta. Padahal dia berharap Lebaran bisa mendongkrak penjualan dagangannya.
Pantauan Tempo di Jalan Jati Baru, yang biasanya ramai, juga sepi. Pemilik toko memilih menutup lapaknya lantaran sepi. “Biasanya masih ramai sampai H+5,” kata Warsojo, pedagang pakaian di Jalan Jati Baru.
Padahal, Warsojo menuturkan, Blok A dan F Pasar Tanah Abang masih tutup. Sebab, jika dua blok ini tutup, para pengunjung biasanya akan menyerbu blok-blok lainnya atau lari ke Jati Baru. “Tapi ini sepi banget,” katanya.
SYAILENDRA
Berita Lainnya:
ISIS Hancurkan Pusat Peradaban Irak
Militan ISIS Paksa Perempuan Irak untuk Sunat
ISIS Usir Orang Kristen dengan Cara Ini
Pendukung Pemimpin Milisi ISIS Dibaiat di Malang