TEMPO.CO, Jakarta - Pengalihan arus di Jalan Otista III, Jakarta Timur, mulai berlaku pada Selasa, 21 April 2015. Proyek sodetan Kali Ciliwung di situs arriving shaft kembali dikerjakan untuk mengangkat mesin bor raksasa.
Pengendara yang bakal melintas dari arah timur, yakni Jalan Otista Raya, masih bisa masuk ke Jalan Otista III. Namun saat melewati Bank Muamalat, pengendara harus belok kiri menuju Jalan Kebon Nanas Utara III.
Saat menyusuri Jalan Kebon Nanas Utara III, kepadatan kendaraan mulai tampak. Sebab, jalan itu merupakan jalan pemukiman yang hanya cukup dilintasi satu jalur kendaraan saja. Kendaraan cuma bisa dipacu tak lebih dari 5 kilometer per jam. Sebab, banyak gundukan polisi tidur yang harus dilewati. Hambatan perjalanan ditambah dengan belasan mobil warga yang diparkir di pinggir jalan menghabiskan sebagian badan jalan.
Kepadatan baru terurai saat pengendara keluar di Jalan Panti Asuhan. Lebar jalan relatif lebih besar dibanding Jalan Kebon Nanas Utara III.
Setali tiga uang dengan pengendara yang masuk dari arah barat, yakni dari Jalan D.I. Panjaitan dan wajib berbelok di SD Negeri 1 Cipinang Cempedak. Lebar jalan amat sempit. Belasan mobil milik warga yang rumahnya di sekitar jalan itu diparkir di pinggir jalan. Walhasil badan jalan makin sempit dan pengendara harus pelan-pelan memacu kendaraannya saat berpapasan dengan mobil yang parkir sembarangan.
Sayangnya, tak ada polisi dan petugas Satuan Polisi Pamong Praja yang mengatur kepadatan di jalan alternatif tersebut. Dua personel Satpol PP dan seorang petugas Dinas Perhubungan hanya berjaga di Jalan Otista III, tepat sebelum kendaraan berbelok ke jalan alternatif.
Lurah Cipinang Cempedak, Bambang Novianto, menjelaskan kemacetan dan kepadatan kendaraan di jalan alternatif akibat penutupan Jalan Otista III tak dapat dihindari. "Jalan mana sih di Jakarta yang tak macet," kata dia kepada Tempo.
Menurut dia, kondisi itu tak akan berlangsung lama. Alasannya, pengalihan arus berlangsung sampai 20 Juni saja. "Setelah mesin bor diangkat, nanti dibuka lagi," Bambang berujar.
RAYMUNDUS RIKANG