TEMPO.CO , Bogor: Belasan pengemudi bus Angkutan Perbatasan Terintegrasi Bus Way (APTB) asal Bogor dengan sejumlah tujuan Jakarta mengaku resah. Mereka memprotes keputusan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang melarang armadanya melintasi jalur busway dan hanya diizinkan beroperasi hingga perbatasan wilayah Jakarta.
Menurut Koordinator Bus APTB Bogor Ahmad Yani, masyarakat tertarik naik bus ini karena terintegrasi langsung dengan busway sehingga dapat melanjutkan ke tempat tujuannya di Jakarta dengan menggunakan Transjakarta.
"Selain bus tidak ngetem lama, karena bisa melintas di jalur busway dan dapat langsung terintegrasi langsung dengan bus Trans Jakarta, sehingga masyarakat memilih naik APTB," kata dia, saat ditemui Tempo, di Pool Bus APTB Bubulak, Kota Bogor, Kamis 7 Mei 2015.
Namun, jika armada APTB dilarang masuk jalur busway dan berhenti di setiap koridor Trans Jakarta, katanya, masyarakat akan meninggalkan APTB dan berpindah menggunakan moda transportasi lain yang dianggap nyaman, aman dan efisien, "Apalagi kalo APTB hanya diizinkan beroperasi hanya sampai perbatasan wilayah, sudah pasti masyarakat tidak akan tertarik lagi naik APTB," kata dia.
Dia mengatakan, jika armadanya ditinggalkan oleh penumpang, dapat berakibat terhadap pendapatan sopir dan tidak menutup kemungkinan pemilik perusahaan (PO) akan mengurangi jumlah armada, "Yang pasti kita para sopir yang akan rugi, malah terancam kehilangan pekerjaan, jika APTB ditinggalkan masyarakat, maka pengusaha PO pun bisa menghentikan pengoprasian APTB," keluh dia.
Untuk itu, pihaknya berharap agar pengelola APTB dan Pemerintah Provinisi DKI Jakarta mencapai kesepakatan agar semua awak bus APTB masih dapat beroeparasi seperti biasa, "Kami sedang berkoordinasi dengan semua armada APTB yang ada di Bekasi, Tanggaerang, Ciawi, Sentul, untuk mendesak agar tercapai kesepakatan yang menguntukan kedua belah pihak," tegasnya.
Dia mengatakan, armada APTB yang diberangkatkan dari Terminal Bubulak, Kota Bogor melayani berbagai tujuan yakni, Bubulak-Grogol, Bubulak Blok M, Bubulak-Senen, dan Bubulak Tanah Abang. "Kami juga berharap agar pengelola APTB untuk segera melakukan kerja sama dan mengurus perizinan oprasi dengan Pemerintah Kota Bogor, " kata dia.
M SIDIK PERMANA