Ikhlas, ayah Citra, mengatakan menantunya itu memang ringan tangan. "Anak saya beberapa kali mengeluh karena kerap dipukuli oleh suaminya,” kata dia. Namun Citra tidak pernah memberi tahu kepada keluarganya alasan Acil memukul dirinya. Karena itu, Ikhlas mengatakan sempat memanggil Acil untuk menanyakan alasan itu. Bukannya menjawab pertanyaan Ikhlas, Acil justru meminta maaf. “Dia bilang tak akan mengulangi lagi.”
Ikhlas mengatakan, meski telah menikah, putri pertamanya itu lebih suka tinggal bersama orang tuanya. Bahkan saat Citra melahirkan hingga anaknya berusia dua tahun kebiasaan itu masih berjalan. "Biasanya Acil juga tinggal di sini. Tapi kadang-kadang pulang ke rumah orang tuanya di Bojongsari, Depok,” katanya. Namun, kata Ikhlas, sudah dua bulan terakhir Acil tidak datang ke rumahnya.
Ikhlas menuturkan, pada 22 Juni lalu, Citra pamit untuk mengembalikan sepeda motor milik temannya. Namun dia tidak memberi tahu siapa teman dan di mana rumahnya. “Dia hanya bilang bakal pulang Jumat,” kata pria yang dikenal sebagai salah satu tokoh masyarakat di kampungnya itu.
Firasat tidak enak mulai dirasakan Ikhlas setelah pada Jumat petang putrinya tak kunjung pulang. Ikhlas kemudian mengirim pesan pendek kepada Citra. “Dia membalas, 'Iya, Pak, nanti aku pulang abis mandi'," kata Ikhlas.
Ikhlas menjadi khawatir karena hingga malam Citra belum juga muncul. Dia berkali-kali menghubungi telepon seluler putrinya, tapi tak bisa. “Saya ingin jemput, tapi tidak tahu harus ke mana,” ujarnya. Rasa khawatir itu terjawab setelah sejumlah polisi datang ke rumahnya dan memberi tahu bahwa Citra telah tiada. "Pelaku harus dihukum seberat- beratnya," ujar Ikhlas.
NINIS CHAIRUNNISA | DINI PRAMITA | MUHAMMAD KURNIANTO