TEMPO.CO, Garut - Hayriantira alias Rian, 37 tahun, asisten Direktur Utama PT XL Axiata ditemukan tak bernyawa di kamar nomor lima, Hotel Cipaganti, obyek wisata Cipanas, Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat, 31 Oktober 2014. Karena tak dikenali, polisi menyebut Hayriantira sebagai nyonya X.
Jenazah Rian, akhirnya diotopsi. Hasilnya, menurut Kapolres Garut Ajun Komisaris Besar Arif Rachman, Hayriantira meninggal karena kehabisan napas. Di tubuh Rian, ditemukan banyak kekerasan, terutama di leher dan wajah. “Hasil otopsi tim forensik, kematian korban karena kehabisan napas,” kata Kapolres Garut Ajun Komisaris Besar Arif Rachman, kepada Tempo, Kamis, 6 Agustus 2015.
Namun polisi tidak menemukan bercak darah di tempat kejadian perkara. Polisi hanya bisa menyita barang bukti berupa bantal, sprei, dan baju. “Barang bukti di TKP sangat minim,” ujar Arif.
Karena itu Arif mengaku pihaknya akan memeriksa lagi dokter yang akan melakukan otopsi terhadap Rian, asisten pribadi Bos XL. Keterangan ini diperlukan untuk memastikan kembali penyebab kematian korban. Otopsi ini sebelumnya dilakukan di Rumah Sakit Sartika Asih, Bandung. (Baca: Satu Bulan Disel Polisi, Andi Akui Bunuh Asisten Bos XL)
Arif menduga motif pembunuhan ini karena ingin menguasai harta benda korban. Berdasarkan olah TKP sebelumnya, semua benda berharga milik korban hilang. Begitu juga berdasarkan rekaman video CCTV, mobil milik korban hilang dari hotel tempatnya menginap.
Siapa mayat di kamar nomor lima itu akhirnya terungkap setelah Polda Metro Jaya menemukan kasus dugaan pemalsuan dokumen kendaraan dengan tersangka Andi Wahyudi, 38 tahun. Mobil itu ternyata milik Rian. Andi, memalsukan tanda tangan Rian untuk proses balik nama kendaraan. (Baca: Asisten Cantik Bos XL Dibunuh: Inilah yang Bikin Terbongkar)
Berdasarkan rekaman CCTV hotel, Andi merupakan teman Rian saat menginap di Garut. Begitu juga dengan kendaraan yang menjadi alat bukti pemalsuan dokumen merupakan kendaraan korban yang hilang.
SIGIT ZULMUNIR