TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyelipkan pesan yang membuat perwira dan ratusan prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Komando Daerah Militer (Kodam) Jayakarta terkekeh mendengarnya. Saat menyampaikan pidato dalam serah terima sepeda motor dan perlengkapan huru-hara dari pemerintah DKI ke Kodam Jaya, dia menyebut ada satu kelemahan prajurit.
“Saya tidak tahu ini kelemahan atau kelebihan, tapi prajurit itu tak bisa berkutik kalau gaji sudah dipegang istri,” kata dia di Balai Kota, Jumat, 7 Agustus 2015.
Tak elak, Panglima Kodam Jaya Mayor Jenderal Agus Sutomo yang berdiri di belakang Ahok–sapaan Basuki, ikut tersenyum mendengar kelakar orang nomor satu di DKI itu. Menurut Ahok, hal itu lumrah dan bisa menjadi catatan positif karena keuangan keluarga lebih bisa tertata rapi.
Akan tetapi, Ahok menambahkan, prajurit tak perlu khawatir bila tak memegang uang. Sebab, pemerintah DKI sedang menyusun aturan yang bisa meningkatkan kesejahteraan prajurit yang bertugas di DKI. Skemanya, tiap prajurit berhak menerima uang saku Rp 350 ribu dan uang makan Rp 38 ribu tiap hari bila diminta membantu kegiatan DKI.
“Biar saja gaji yang simpan istri, kalau dapat uang saku dari DKI disimpan sendiri saja,” Ahok berujar.
Dalam kesempatan yang sama, pemerintah DKI resmi menyerahkan hibah pada Kodam Jaya senilai Rp 51 miliar. Rinciannya ialah pembelian 326 unit sepeda motor pabrikan Jepang jenis trail senilai Rp 18 miliar. Lalu, pembelian 2.950 set alat perlengkapan huru-hara senilai Rp 29,7 miliar.
RAYMUNDUS RIKANG