TEMPO.CO, Garut - Tersangka pembunuh Hayriantira alias Rian, Andi Wahyudi, 38 tahun, tampak terus menunduk setiap berhadapan dengan orang banyak. Pria yang mengaku bekerja sebagai sales itu pun tak banyak berkata-kata saat ditanyai mengenai cerita pembunuhan terhadap asisten pribadi Presiden Direktur PT XL Axiata itu.
Dalam sebuah momen, Andi mengaku membunuh Rian lantaran emosi dihina dengan ejekan penyuka sesama jenis saat mereka berduaan di kamar nomor 5 Hotel Cipaganti, Garut, Jawa Barat. "Kata-katanya diulang terus. Saya juga enggak nyangka bisa melakukan itu," kata Andi di Kepolisian Resor Garut, Jumat, 7 Agustus 2015.
BACA JUGA
Sebelum Dibunuh, Asisten Cantik Bos XL Titip Pesan Terakhir
Penghinaan tersebut membuat emosi Andi tersulut. Ia pun membekap wajah Rian menggunakan bantal. Rian, yang ketika itu berada dalam posisi tertidur di ranjang, kehabisan napas dan akhirnya menemui ajal. Andi mengaku sempat terdiam beberapa lama karena kaget atas perbuatannya terhadap kekasihnya itu.
"Satu jam saya terdiam," tuturnya. Setelah itu, Andi bergerak menghilangkan jejak perbuatan kriminalnya. Andi mengaku sempat kebingungan sehingga terdiam beberapa lama. Lalu dia melepas semua pakaian korban dan menaruh badan korban di bak mandi yang berisi air panas. Tujuannya untuk menghilangkan jejak.
BACA LAGI
Ini Adegan Pembunuhan Asisten Cantik Bos XL yang Bikin Emosi
Dia memasukkan semua barang Rian ke dalam tas dan membawanya. Andi hanya meninggalkan sepotong pakaian dan celana dalam milik janda beranak dua itu di kamar hotel. Andi mengunci kamar dan pergi. "Kuncinya saya bawa. Saya masukkan ke dalam tas dia," ucapnya. Andi kemudian membuang tas tersebut di terminal bus. "Saya tak ingat nama terminalnya."
Akibat perbuatannya, Andi Wahyudi terancam dijerat pasal pembunuhan berencana. Ancaman pasal tersebut maksimal pidana mati dan minimal penjara seumur hidup. "Dia bisa kena Pasal 338 dan Pasal 340 KUHP atau pasal pencurian dengan kekerasan," kata Kepala Kepolisian Resor Garut Ajun Komisaris Besar Arif Rachman, Jumat, 7 Agustus 2015.
SIMAK PULA
Siksa dan Bunuh Asisten Cantik Bos XL, Apa Motif Andi Sesungguhnya?
Menurut Arif, beberapa fakta menunjukkan perbuatan Andi tidak berdasarkan unsur spontanitas. Semula, Andi dan Rian datang ke Garut pada 30 Oktober 2014 untuk membeli jaket kulit di kawasan Sukaregang. Namun mereka justru menuju Hotel Cipaganti sekitar pukul 13.00. "Dia check-in dan langsung membayar sewa, lalu ke kamar," ujar Arif.
Arif menambahkan, faktor lain yang menguatkan bahwa pembunuhan Rian memang terencana adalah Andi dan Rian datang ke Garut sengaja menggunakan mobil dengan pelat kendaraan palsu. Selain itu, Andi check-in di hotel dengan identitas palsu. Dia menggunakan nama Gerry tanpa meninggalkan KTP.
SIMAK PULA
Siksa dan Bunuh Asisten Cantik Bos XL, Apa Motif Andi Sesungguhnya?
Terungkapnya kematian Rian bermula dari laporan pemalsuan dokumen jual-beli mobil yang menjerat Andi. Penyidik lantas menangkap Andi pada 9 Juli 2015 dengan tuduhan pemalsuan dokumen. "Saat itu kami belum menemukan bukti cukup untuk menjerat dia dalam kasus pembunuhan," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Khrisna Murti.
Ayah Rian, Hadi Santoso, mengatakan anaknya memang pernah mengeluh bahwa ia memiliki masalah dengan Andi. Sayangnya, Hadi mengaku tak tahu persis persoalan antara Rian dan Andi. Namun Rian sempat bercerita bahwa ia tengah berobat kepada Andi untuk menyembuhkan penyakit rematik pada tangannya. “Saya tidak menyangka akan berujung buruk seperti ini."
NINIS CHAIRUNNISA