TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan pengemudi ojek online, Go-Jek mengatakan melakukan mogok massal lantaran kesal dengan perusahaan milik Nadiem Makarim tersebut. “Ini adalah puncak kekesalan kami dari berbagai masalah yang ada,” tutur Rojali, 32 tahun, pengendara Go-Jek yang melakukan aksi mogok di Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Senin, 2 November 2015.
Kekesalannya ini dilatarbelakangi berbagai masalah yang ditimbulkan oleh perusahan yang memiliki warna khas, hijau muda itu. Satu di antaranya adalah aplikasi yang error hampir setiap hari. Sehingga membuat para pengendara Go-Jek merugi.
Dia mengaku banyak teman kerjanya, termasuk dia yang kerap merugi gara-gara aplikasi Go-Jek yang error. Dia menceritakan, setiap kali mengantar pelanggan, mendadak aplikasi tidak bisa diakses. Padahal sesaat sebelum dia menerima pelanggan, aplikasi berjalan normal tanpa ada hambatan.
“Sepertinya ada yang aneh dari perusahaan ini,” kata dia kesal. Dia membeberkan pernah suatu kali dia mengantarkan pelanggan dari Jakarta ke Depok. Tiba-tiba di tengah jalan aplikasi tersendat, tak bisa diakses. Rojali pun mengaku merugi dengan hanya menerima uang Rp 15 ribu dari pelanggannya. Sementara data transaksi tidak tercatat ke database karena aplikasi sedang error.
Alasan kedua, meski pengemudi Go-Jek telah berulang kali lapor, tapi tak ada tanggapan. Ia dan temannya protes akan kondisi ini ke call center yang disediakan perusahaan Go-Jek untuk karyawan. Sayangnya, petugas sering tak menjawab. Jika pun menjawab, mereka bilang kalau server sedang error karena arus transaksi sedang berjubel. Keluhan ini yang menyebabkan Rojali dan ribuan sopir Go-Jek di seluruh kawasan Jabodetabek melakukan mogok massal sejak sore ini.
Penyebab ketiga, terkait pemotongan tarif baru menjadi Rp 3 ribu per kilo meter membuat pendapatan pengendara Go-Jek turun drastis. Rencananya mereka akan melakukan aksinya hingga Selasa, 3 November 2015, sampai ada musyawarah dengan pihak perusahaan.
Sayangnya, pihak perusahaan Go-Jek belum ada yang komentar terkait aksi mogok massal tersebut. Konfirmasi yang dilakukan Tempo ke nomor ponsel Nadiem Makarim dan pihak manajemennya tak kunjung direspon sampai berita ini ditulis.
AVIT HIDAYAT
Baca juga:
Suap Dokter=40 % Harga Obat: Ditawari Naik Haji hingga PSK
Terkuak, 40% dari Harga Obat Buat Menyuap Dokter