Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Di Depok, Drainase Jadi Tong Sampah Warga  

image-gnews
Danau Agathis Universitas Indonesia tercemar sampah plastik dari masyarakat Depok, Jabar, 26 Agustus 2014. Danau seluas 42.111 meter persegi itu dipenuhi sampah plastik dari Pasar Kemiri Muka, Beji, Depok. TEMPO/Ilham Tirta
Danau Agathis Universitas Indonesia tercemar sampah plastik dari masyarakat Depok, Jabar, 26 Agustus 2014. Danau seluas 42.111 meter persegi itu dipenuhi sampah plastik dari Pasar Kemiri Muka, Beji, Depok. TEMPO/Ilham Tirta
Iklan

TEMPO.CODepok - Luka baret di tangan kanan Dudung Saepudin, 43 tahun, warga Jalan Raden Samin RT1 RW 10 Kelurahan/Kecamatan Beji, Depok, Jawa Barat masih membekas. Luka yang sudah mengering dan berwarna cokelat kehitaman itu lantaran dia harus mengorek gundukan sampah yang saban hari menjejali drainase di depan rumahnya. 

Musim hujan, bagi Dudung, menjadi berkah yang sudah ditunggu, sekaligus mendatangkan musibah. Sebab, sampah yang menutupi drainase selebar satu meter di rumahnya tersebut menyumbat aliran air. Walhasil, setiap hujan, air yang berwarna hitam pekat menyelinap masuk ke dalam rumahnya. "Setiap hari harus diangkat sampah ini. Bila tidak meluap ke mana-mana," kata Dudung, Rabu, 5 November 2015.

Ia mengatakan sampah ini merupakan kiriman dari warga yang membuang sampah di drainase dan kali yang berada di Tanah Baru. Ia mengeluh telah merasakan mengangkat sampah di drainase depan rumahnya sejak lima tahun lalu. Bahkan, kata dia, pernah dalam sehari dikumpulkan lima mobil colt tumpukan sampah yang dia buang sendiri. 

Menurut Dudung, warga di sekitar rumahnya di RT1 RW 10 Kelurahan/Kecamatan Beji sudah enggan membersihkan sampah. Sebab, mereka merasa bahwa sampah yang ada di drainase ini berasal dari warga lain. Bahkan, mobil sampah RT dan RW sudah tidak lagi mau membuang sampah yang sudah di pinggiran jalan karena tidak dibayar untuk mengambil sampah yang berasal dari drainase. 

"Mobil sampah kami hanya mengambil sampah warga yang membayar," ucapnya.

Bila mengandalkan mobil sampah pemerintah, kata dia, tidak bisa datang setiap hari. Bahkan, pernah dalam seminggu hanya datang satu kali untuk mengangkat sampah di sini. "Bisanya datang bisa dua sampai tiga kali dalam sepekan. Tapi, sekarang sudah sebulan belum diangkat," ucap pria yang memiliki bengkel las ini.

Menurut Dudung, kesadaran warga sangat kurang untuk tidak membuang sampah sembarangan. Bahkan, warga juga sudah tidak mau lagi kerja bakti membersihkan drainase. "Susah kalau mereka tidak merasakan seperti saya yang di depan rumahnya jadi tempat sampah. Makanya buang sampah sembarangan," ucapnya.

Ocah Cahyati, 41 tahun, seorang warga menuturkan tumpukan sampah sudah lama terjadi. Warga memang jarang mau membersihkan sampah di drainase Jalan Raden Sanim. "Mereka tidak peduli karena setiap hari terus bertambah," ucapnya.

Sekarang pun RT dan RW setempat tidak mau bertindak untuk mengerahkan warganya kerja bakti. Ia menduga jalan ini menjadi jalur alternatif Depok ke Jakarta sehingga banyak warga yang saat kerja membawa sampah dan dibuang di drainase tersebut. "Ini jalur alternatif, jadi banyak pengendara yang sekalian membuang sampah," ucapnya.

Kepala Bidang Kebersihan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kusumo mengatakan secara kewenangan sampah yang berasal dari drainase bukan berada di pihaknya. Hanya saja DKP bakal membantu untuk mengangkut sampah itu. "Yang harus mengangkut sebenarnya kewenangan Dinas Bimasda (Bina Marga dan Sumber Daya Air)," ucapnya.

Kusumo mengaku telah mendatangi lokasi itu dan melihat banyak tumpukan sampah di pinggir jalan. Bahkan, tim buru sergap sampah pernah menangkap warga di RW11 Kelurahan Beji yang membuang sampah sembarangan. Menurutnya, kesadaran warga dan kepedulian RT dan RW setempat yang bisa menyelesaikan masalah sampah. "Memang banyak sampah di Jalan itu. Kalau kewenangan kami sebenarnya mengangkut sampah yang di TPS," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala Seksi Sumber Daya Air Dinas Bimasda Dea Akhmadin mengatakan Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Beji sudah mengirim surat ke pihaknya untuk mengangkut sampah di Jalan Raden Sanim. Bahkan, kata dia, tidak hanya drainase di lokasi itu yang banyak tumpukan sampah. Hampir di seluruh drainase yang berada di 11 kecamatan di Depok, dijejali sampah. "Sampah ini ada di semua drainase. Hari ini kami turunkan satu tim ke Jalan Raden Sanim," ujarnya.

Tahun ini ada tujuh proyek pengerjaan rehabilitasi drainase yang berada di Cimanggis, Tapos, Pancoranmas, dan Sawangan. Drainase di lokasi tersebut badannya sudah rusak dan harus diperbaiki. Selain itu, banyak sampah yang menutupinya. "Yang harus diubah mindset warga. Sebab, setiap hari kami bersihkan dan selalu ada lagi sampah di drainase, sungai maupun situ di Depok," ujarnya.

1. Penataan Sistem Drainase Kota Bidang Sumber Daya Air Penataan Saluran Drainase di Pasar Musi dan sekitarnya Rp 549.843.000 

2. Penataan Sistem Drainase Kota Bidang Sumber Daya Air Penataan Saluran Air Menuju Sungai Ciliwung dan Saluran Air Perindustrian Crossing Melalui Jl. RTM RW.18 Kel. Tugu Rp 811.808.000 

3. Penataan Sistem Drainase Kota Bidang Sumber Daya Air Perbaikan Saluran Drainase Jl. H. Icang RW 03 crossing ke Kali Laya - Pasar Pal Kel. Tugu Rp 299.909.000 

4. Penataan Sistem Drainase Kota Bidang Sumber Daya Air Penataan Drainase Brimob Kelapa Dua Kel. Tugu Rp 500.000.000

5. Penataan Sistem Drainase Kota Bidang Sumber Daya Air Penataan Drainase Jl. Barokah RW 10 Kel. Tugu (Lanjutan) Rp 500.000.000 

6. Penataan Sistem Drainase Kota Bidang Sumber Daya Air Penataan Drainase Sekitar Lembah Mawar Kel. Depok Jaya (Lanjutan) Rp 336.228.000

7. Penataan Sistem Drainase Kota Bidang Sumber Daya Air Penataan Saluran RW 04 - RW 06 Kel. Pasir Putih Rp 600.000.000 

IMAM_HAMDI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kilas Balik Program Sehari Tanpa Nasi di Depok, Belasan Siswa Pingsan 12 Tahun Lalu

11 Februari 2024

Ilustrasi sakit perut (pixabay.com)
Kilas Balik Program Sehari Tanpa Nasi di Depok, Belasan Siswa Pingsan 12 Tahun Lalu

Acara pemecahan rekor MURI sehari tanpa nasi di Depok melibatkan puluhan ribu orang. Belasan siswa pingsan karena lemas


Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

26 Oktober 2023

Warga mengambil air tercemar limbah industri untuk menyiram kebun sayuran di pinggir Sungai Cimande, Desa Linggar, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 11 Oktober 2023. Tak hanya sumur yang kering, beberapa sumber air bahkan tercemar rembesan limbah industri dari Sungai Cimande selama kemarau panjang. TEMPO/Prima mulia
Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

BRIN dan Universitas Diponegoro (Undip) menjalin kolaborasi riset untuk pengembangan metode alternatif pendeteksi logam di limbah industri.


Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

19 September 2023

Anak-anak bermain di kali Bekasi yang kondisinya air hitam pekat dan berbau akibat tercemar limbah di kawasan curug Parigi, kota Bekasi, Jawa Barat, Ahad, 17 September 2023. Kondisi air yang tercemar limbah industri ini mengakibatkan produksi Air Minum Tirta Patriot terganggu sejak 14 September. ANTARA/Paramayuda
Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

Menurut pelanggan Perumda Tirta Patriot itu, banyak warga Bekasi yang juga mengalami penyakit kulit karena air PAM, selain dirinya.


Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

15 September 2023

Kali Cileungsi, hulu Kali Bekasi, menghitam akibat tercemar seperti terlihat pada Rabu, 13 September 2023. Dok. KP2C
Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

Akibat suplai air PAM terhenti 3 hari, warga Bekasi terpaksa beli air isi ulang dan tidak mandi untuk menghemat air.


Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

11 Agustus 2023

Foto udara Kali Bekasi yang berubah warna menjadi hitam pekat, di Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat, 2 Agustus 2019. Pencemaran berat ini menyebabkan produksi air di PDAM Tirta Patriot menyusut, dari semula 490 liter perdetik menjadi 420 liter perdetik. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

Perumda Tirta Patriot mengambil air Sungai Kalimalang sebagai penetral untuk dicampur dengan air baku Kali Bekasi.


Warga Depok Minta Jangan Ada Lagi Sistem Satu Arah di Jalan Nusantara

22 Januari 2023

Marka jalan dua arah di Nusantara Raya Depok. TEMPO/Ricky Juliansyah
Warga Depok Minta Jangan Ada Lagi Sistem Satu Arah di Jalan Nusantara

Pelaku usaha dan warga di sekitar Jalan Raya Nusantara, Kota Depok, berharap pemerintah kota tidak lagi memberlakukan kebijakan Sistem Satu Arah


Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri

30 November 2022

Petugas memindahkan kantong yang berisi limbah medis yang berbahan berbahaya dan beracun (B3) di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Selasa, 17 Agustus 2021. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan perlunya tindakan yang cepat dan tepat terkait pengelolaan limbah medis Covid-19 yang mencakup Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang pada Juli 2021 terdapat peningkatan mencapai 18 juta ton. ANTARA/M Risyal Hidayat
Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri

Limbah B3 dibagi menjadi limbah elektronik dan fashion. Hal ini menjadi permasalahan utama yang akan menyerang kondisi manusia dan lingkungan dalam keseharian.


Rancangan Perda Kota Religius Depok Ditolak Kemendagri, Wakil Wali Kota Ingin Tahu Alasannya

2 Oktober 2022

Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. FOTO/Instagram/imambhartono
Rancangan Perda Kota Religius Depok Ditolak Kemendagri, Wakil Wali Kota Ingin Tahu Alasannya

Kemendagri tidak mengabulkan Rancangan Perda Kota Religius Depok dan wakil wali kota ingin tahu alasannya.


Ratusan Ribu Ikan Bandeng Nelayan Semarang Mati, Diduga Tercemar Limbah Industri

6 Juli 2022

Ratusan ribu ikan bandeng milik nelayan Kota Semarang mendadak mati. Warga menduga kematian ikan di keramba tersebut akibat aliran air limbah dari Kawasan Industri Lamicitra. (Tangkapan layar video nelayan)
Ratusan Ribu Ikan Bandeng Nelayan Semarang Mati, Diduga Tercemar Limbah Industri

Warga menduga kematian ikan bandeng di keramba tersebut akibat limbah dari Kawasan Industri Lamicitra.


Grup MIND ID Uji Coba Aplikasi Pengelola Limbah Tambang

31 Maret 2022

Grup MIND ID Uji Coba Aplikasi Pengelola Limbah Tambang

Aplikasi MASTERMINE diharapkan dapat menghasilkan nilai efisiensi 10-20 persen dari total biaya pengolahan air limbah tambang.