Karena beberapa sedang pelatihan, ruangan kerap sepi. Seperti siang kemarin. Puluhan bangku dan meja kerja kosong dan bersih dari perabotan kerja. Di sana komputer hanya ada satu, yang ditempatkan di bagian tengah ruangan. “Kalau lagi banyak yang butuh kami berebut,” kata Made.
Jika Made mulai terbiasa, Lasro Marbun sempat terkejut ketika pertama kali berkantor karena tak banyak yang bisa ia kerjakan. “Sekarang kerjaannya begini: lihatin orang saja. Kalau istirahat makan. Nyari makanan yang enak,” ujar Lasro berseloroh.
Pencopotan dari jabatan itu berpengaruh terhadap gaji. Selama menjadi pejabat eselon II, gaji Lasro bisa puluhan juta sebulan—tertinggi Rp 96 juta sesuai penilaian kinerja dinamis. “Sekarang hanya gaji sebagai staf,” kata mantan Kepala Dinas Pendidikan itu tanpa menyebutkan nominalnya.
BACA: Ahok: Jangan Curi Satu Sen pun dari APBD
Sebetulnya tunjangan masih ada. Tapi jumlahnya sangat kecil. Jika ada tugas mengajar mereka mendapat uang transportasi. “Tapi kecil banget, buat parkir saja tidak cukup,” kata dia.
Selanjutnya: Berapa gaji mereka sekarang?