TEMPO.CO, Jakarta - Petugas kebersihan Stasiun Angke, Hari, mengatakan, sebelum kecelakaan maut terjadi, sopir Metro Mini B80 bernomor polisi B-7740-FD yang tertabrak kereta komuter sudah diperingatkan tukang ojek agar tidak menerobos pintu perlintasan kereta api yang sudah tertutup. "Padahal sudah diteriakin kenceng banget, tapi sopir tetap nekat nerobos," katanya saat ditemui Tempo, Minggu, 6 Desember 2015
Saat itu, menurut dia, kereta yang sedang berjalan kencang berjarak sekitar 50 meter dari pintu perlintasan. Padahal, ia menuturkan, saat itu palang pintu sudah tertutup hingga bawah. "Sopir tetep nekat nerobos. Karena kereta kencang, jadi bus ketabrak," ucapnya.
Menurut Hari, Metro Mini sempat mengeluarkan asap tebal saat terseret, mengingat mesin bus itu terkena rel. "Saya cuma bisa melihat dari jauh soalnya lagi potong rumput," ujarnya.
Adapun bus yang terseret sejauh hampir 100 meter itu merusak fasilitas, stasiun seperti gardu listrik, wesel, dan peron kereta.
Pagi tadi, kereta komuter nomor 1528 rute Jatinegara-Angke menabrak sebuah bus Metro Mini di perlintasan Angke, Tambora, Jakarta Barat. Kecelakaan ini terjadi pada Minggu, 6 Desember 2015, sekitar pukul 08.48.
Metro Mini itu terseret sejauh 200 meter dari perlintasan sebidang di bawah flyover Angke hingga Stasiun Angke. Kondisi Metro Mini pun rusak parah. Seluruh kaca pecah dan bus melintangi rel. Akibat kejadian ini, 14 orang dilaporkan tewas dan enam lainnya terluka.
ABDUL AZIS