TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Jakarta akan membangun 2.000 halte bus ukuran sedang pengumpan Transjakarta (Transjakarta feeder) pada 2016. "Kami mau bangun habis, supaya penumpang enggak bisa naik-turun sembarangan," ujar Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pada Rabu, 23 Desember 2015.
Bus berukuran sedang itu seperti Kopaja, yang baru diluncurkan kemarin. Ahok—sapaan akrab Basuki—menuturkan halte yang dibangun berkonsep modern minimalis.
Halte itu dilengkapi jam penunjuk waktu kedatangan dan jadwal bus, seperti halte di Singapura. "Model haltenya itu yang transparan belakangnya, jadi yang lebih simpel," katanya.
Untuk pembangunannya, menurut Ahok, akan dibentuk konsorsium oleh perusahaan iklan dan proses lelangnya dimulai tahun depan. "Sebenarnya kami sudah lelang, tapi gagal lelangnya, makanya kami ulang," ucapnya.
Dinas Perhubungan DKI Jakarta diminta Ahok tegas mengawasi kegiatan operasional Transjakarta feeder agar tak mengabaikan fungsi halte sebagai tempat naik-turun penumpang. "Kamu kalau sembarangan naik-turun saya coret, operator bus yang mau antre banyak sekarang," katanya.
Karena itu, ia merasa, jika operator bus tak mematuhi kebijakan pemerintah, hal itu justru akan berbalik merugikan dirinya sendiri. "Kalau seluruh operator enggak mau ikut kami, pasti dia bangkrut, kami beli bus sendiri, kamu mau tanding lawan pemda?" tuturnya.
Menurut Ahok, pemerintah Jakarta telah menyiapkan dana pembelian bus hingga Rp 4 triliun untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat. "Makanya, kami kasih kesempatan, kami hargai, kan banyak operator bus yang baik, sopir bus juga masih baik, ya sudah silakan saja," ujarnya.
Selain itu, masyarakat akan diberi tarif flat bus, yaitu Rp 3.500, oleh pemerintah. Bahkan penghuni rumah susun dan pegawai bergaji upah minimum provinsi yang terdaftar bakal otomatis diberi tarif gratis.
Perbaikan fasilitas, seperti penambahan bus, secara berkala dilakukan sehingga waktu tunggu bus semakin cepat. "Kalau bus cepat datang hampir di bawah 10 menit, kamu enggak butuh halte yang banyak karena busnya cepat," ucapnya.
Selain itu, pihaknya menyiapkan aplikasi pelacak bus Transjakarta untuk memudahkan masyarakat memantau waktu kedatangan bus. "Kamu enggak perlu berjemur-jemur di halte, minum kopi aja dulu, lihat bus kamu datang jam berapa," katanya.
Pemerintah Jakarta, kemarin, meresmikan 320 bus ukuran sedang untuk 6 jalur baru Transjakarta feeder. Bus ini hasil integrasi dengan Kopaja, pemenang lelang operator bus.
Transjakarta, Dinas Perhubungan dan Transportasi, Dewan Transportasi Kota Jakarta, dan Organisasi Angkutan Darat telah merundingkan 6 rute baru yang akan siap dioperasikan itu. Rute tersebut adalah Monas-Pantai Indah Kapuk (30 bus), Ragunan-Monas (50 bus), dan Ragunan-Dukuh Atas (50 bus).
Lalu, Lebak Bulus-Senen via Stasiun Cikini (80 bus), Blok M-Manggarai via Stasiun Manggarai (40 bus), dan rute lainnya yang masih dirundingkan (ada 70 bus).
Semua bus tersebut dilengkapi alat pelacak (GPS), kamera pengintai (CCTV), dan pintu keamanan. GPS berfungsi untuk keamanan agar tak keluar dari jalur dan memfasilitasi sistem rupiah per kilometer.
GHOIDA RAHMAH