TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Metro Jaya meminta bantuan ke Australian Federal Police untuk mengecek akurasi alat bukti kasus kematian Wayan Mirna Salihin. "Kami baru berkoordinasi dengan Australian Federal Police untuk meminta konfirmasi keakuratan salah satu bukti," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Komisaris Besar Krishna Murti, Kamis, 21 Januari 2016.
Krishna menjelaskan ada satu hal yang diperlukan untuk analisis kepolisian, tapi belum bisa dikemukakan ke publik. Dan dibutuhkan kerja sama dengan kepolisian Australia.
Sebelumnya, Kepolisian Daerah Metro Jaya meminta bantuan Australian Federal Police dalam mengungkap kematian Wayan Mirna Salihin di kafe Olivier, Grand Indonesia, Rabu, dua pekan lalu. “Kami sudah hubungi mereka,” ujar Krishna Murti, Rabu, 20 Januari 2016.
Kepolisian Australia, kata Krishna, akan memeriksa teman-teman Mirna untuk menggali informasi soal kehidupan Mirna semasa kuliah di sana. Sebab, seorang saksi memberikan keterangan berbeda dengan saksi lain tentang kehidupan Mirna di Australia.
Krishna tak mau menyebutkan identitas dua saksi yang memberikan keterangan berbeda itu. Selain pegawai kafe, polisi sudah memeriksa Jessica Kumala Wongso dan Hani. Keduanya teman Mirna yang menyaksikan kematian perempuan 27 tahun itu setelah menyeruput kopi beracun.
Menurut Krishna, perbedaan kesaksian itu mengaburkan fakta penyebab kematian Mirna. “Ada fakta yang janggal,” kata Krishna. Karena itu, keterangan teman-teman Mirna di Australia sangat dibutuhkan untuk menguak kejanggalan tersebut. “Ini bagian dari analisis kami.”
Pengacara Jessica, Yudi Wibowo Sukitno, mengatakan kliennya memang berteman dengan Mirna sejak kuliah di Australia. “Mereka saling kenal dan hubungannya baik,” ujar Yudi, yang juga sepupu Jessica. Mereka berdua kuliah di Billy Blue College, Sydney, dan lulus pada 2008. “Jessica jurusan desain grafis, beda dengan Mirna.”
Yudi yakin kliennya bukan orang yang membunuh Mirna. Sebab, berdasarkan rekaman dari closed-circuit television di kafe Olivier, Jessica tak menunjukkan kelakuan aneh. “Dia memang memesan dan membayar minuman, tapi pelayan yang memilih tempat duduk,” tuturnya.
ARIEF HIDAYAT