TEMPO.CO, Bekasi - Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan pihaknya akan membeli 91 truk sampah jenis compactor untuk mengangkut sampah di wilayahnya ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang. "Truk itu khusus mengangkut sampah," katanya, Rabu, 15 Juni 2016.
Dengan truk model kapsul, yang dilengkapi alat penampung air licit di dalamnya, dipastikan air licit sampah tidak sampai berjatuhan ke badan jalan. Selain itu, truk tersebut tertutup, sehingga tidak menimbulkan bau sampah ketika melintasi jalan raya. "Kapasitasnya lebih besar dibanding truk biasa," ujarnya.
Isnawa mengatakan truk biasa hanya menampung sekitar 4 ton sampah. Sedangkan truk compactor bisa menampung hingga 12 ton sampah. Sebab, kata dia, sampah yang diangkut menggunakan truk kapsul tersebut lebih dulu ditekan dengan alat tertentu yang menyatu di dalam truk. "Lebih efisien dibanding truk biasa," tuturnya.
Menurut dia, jika truk tersebut sudah dioperasikan, sekitar 1.092 ton sampah bisa diangkut tanpa harus mengotori jalan akibat air licit. Bahkan satu truk bisa dioperasikan sehari dua rit khusus untuk daerah terdekat ke TPST Bantargebang, seperti Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. "Kami terus berupaya memberikan pelayanan yang maksimal," kata Isnawa.
Ihwal kritik dari Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bekasi mengenai truk sampah yang masih menjatuhkan air licit, Iswana mengaku kritik tersebut merupakan sebuah masukan. "Sejak tahun lalu kami sudah meremajakan 950 truk," ujarnya. "Truk baru juga dilengkapi penampungan air licit dan Jalan Transyogi-Cibubur yang masuk wilayah DKI setiap dua malam sekali dibersihkan."
Baca Juga:
Sebelumnya, Ketua Komisi A DPRD Kota Bekasi Ariyanto Hendrata mengatakan pihaknya meminta jam operasional truk sampah DKI dikembalikan seperti semula, yaitu pukul 21.00-04.00 WIB melintas di Kota Bekasi melalui Jalan Ahmad Yani dan Jalan Siliwangi setelah keluar dari jalan tol Bekasi Barat. Selebihnya, melintas jalur Transyogi.
Menurut dia, sejak truk sampah DKI Jakarta diperbolehkan melintasi wilayah Bekasi selama 24 jam pada November 2015, jalan protokol yang dilalui truk semakin berbau tak sedap. "Bau ditimbulkan akibat air licit yang jatuh dari truk sampah," kata Ariyanto.
ADI WARSONO