TEMPO.CO, Bogor - Dinas Kesehatan Kota Bogor menjamin wilayah Bogor masih aman dan belum ditemukan peredaran vaksin palsu. Karena berdasarkan pendataan yang dilakukan petugas Dinas Kesehatan ke semua rumah sakit di Bogor, mereka menggunakan vaksin dasar yang didapat langsung dari distributor PT Biofarma Bandung.
"Dari 18 Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Ibu dan Anak di Kota Bogor, terutama di RSUD Kota Bogor dan semua Puskesmas Kota Bogor menggunakan vaksin dasar dari PT Biofarma," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Rubaeah, Selasa, 28 Juni 2016.
Akan tetapi, menurut Rubaeah, pihaknya tetap memerintahkan kepada staf Dinkes Kota Bogor untuk tetap melakukan pendataan kembali ke semua rumah sakit di Bogor yang menggunakan vaksin impor. Karena vaksin yang dipalsukan oleh pelaku yang saat ini sudah ditahan oleh Mabes Polri adalah vaksin impor.
"Kami tetap menugaskan staf untuk melakukan investigasi ke semua rumah sakit yang ada di Kota Bogor agar menelusuri vaksin impor yang mereka gunakan apakah melalui distributor yang resmi dan benar," kata Rubaeah.
Namun, untuk vaksin yang digunakan oleh RSUD Kota Bogor dan Puskesmas di Kota Bogor, pihaknya dapat menjamin 100 persen jika vaksin tersebut adalah vaksin asli. "karena vaksinasi yang dilakukan oleh pemerintah dijamin keamanannya karena vaksin diperoleh dengan Standar Operasional Prosedure (SOP) yang berlaku," ujar Rubaeah.
Rubaeah menambahkan, di Kota Bogor tidak semua apotik menjual bebas vaksin impor untuk imuniasi anak dan hanya dua apotik di Kota Bogor yang menyediakan dan menjual vaksin impor, yakni apotik Kimia Farma dan apotik Mandapa. "Kami sudah mendatangi dan menelusuri diatribusi vaksin impor kedua apotik ini, dan semuanya mendapatkan vaksin langaung dari distributor resmi," kata Rubaeah.
Akan tetapi Dinas Kesehatan Kota Bogor masih menghawatirkan penggunaan vaksin palsu untuk imuniasi anak yang dilakukan oleh bidan mandiri. "Yang kami takutkan adalah jika memang vaksin palsu itu beredar di Kota Bogor diduga digunakan oleh bidan mandiri, makanya hingga saat ini petugas kami di lapangan mendatangi semua bidan mandiri dan melakukan pengecekan dari mana vaksin yang mereka gunakan, apakah dari PT Biofarma dan distributor resmi," kata dia.
Untuk itu, akhir pekan ini Dinas Kesehatan Kota Bogor akan berkoordinasi dan mengundang Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Ikatan Apotik Indonesia (IAI) untuk membahas peredaran vaksin palsu yang sudah menghawatirkan itu. "Hari ini saya dan semua Kepala Dinas di Provinsi Jawa Barat sedang rapat di Gedung Sate Bandung untuk mrmbahas ini semua," ujar Rubaeah.
M SIDIK PERMANA