Selain itu jika bicara indeks pembangunan manusia (IPM), posisi Yogyakarta yang berada pada peringatkat satu, telah digeser oleh Jakarta. Artinya, masyarakat Jakarta lebih panjang umur dibanding Yogyakarta. Kemudian, angka putus sekolah di Yogyakarta juga lebih tinggi.
"Sekarang kamu lihat angka putus sekolah anak SMA di Yogja, sudah sampai 13 persen. Di Jakarta berapa persen? Hanya 0,4 persen," ujar Ahok.
Penekanan angka putus sekolah ini, menurut Ahok, karena di Jakarta ada progam Kartu Jakarta Pintar (KJP). Bahkan, jika ada warga Jakarta yang bisa masuk ke kuliah, Pemprov DKI akan diberikan subsidi hingga 90 persen. Dengan begitu, kata Ahok, wajar saja jika anggaran pendidikan lebih tinggi dibandingkan Yogyakarta.
Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya membandingkan kinerja pendidikan Jakarta dengan Yogyakarta semasa masih menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Berkaca dari pengalamannya saat masih mengurus pendidikan, Jakarta mengalokasikan anggaran sebesar Rp 6 juta per tahun untuk setiap anak. Sedangkan Yogyakarta mengalokasikan Rp 500 ribu per tahun untuk setiap anak.
Namun, kata Anies, kinerja pendidikan di Yogyakarta jauh lebih baik daripada DKI. Atas dasar itu, Anies pun berniat untuk memperbaikinya jika terpilih sebagai Gubernur DKI periode 2017-2022. Langkah awal yang baru ia tempuh adalah dengan bersedia maju mengikuti pemilihan Gubernur DKI 2017.
LARISSA HUDA
Baca juga:
Anies Bisa Kalahkan Ahok? Ini 5 Hal Mengejutkan di Pilkada DKI
Pilkada DKI: Awas, Tiga Jebakan Ini Bisa Kini Ahok Kalah