Khusus untuk pemilih beragama Islam, survei Populi pada 25 September-1 Oktober 2016 itu menunjukkan 42,5 persen memilih Ahok-Djarot. Dukungan yang mengalir untuk pasangan Anies-Sandi 25,3 persen suara dan Agus-Silvy 16,8 persen.
Pemilih beragama Islam menyusun hampir 91 persen dari total responden dari survei dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin error lebih-kurang 4 persen tersebut. “Isu tentang agama dan etnis sudah tidak lagi efektif mendongkrak suara para calon,” kata pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ali Munhanif.
Meski begitu, politikus Partai Golkar, Nusron Wahid, tetap menyatakan pemilih muslim sebagai target pemenangan kubu inkumben. Ketua komando di tim pemenangan Ahok-Djarot itu akan berusaha meyakinkan masyarakat muslim agar memilih Ahok. “Saya akan melawan orang-orang yang pakai isu SARA,” katanya, 6 Oktober 2016.
Adapun ketua tim pemenangan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Mardani Ali Sera, meragukan hasil survei Populi tersebut. Dia merujuk pada dua lembaga sebelumnya yang seragam menyimpulkan elektabilitas pasangan inkumben tengah turun. “Dulu banyak yang mendukung inkumben, sekarang berbalik mendukung Anies–Sandiaga,” ujar Ketua PKS DKI Jakarta itu.
Ahok mengaku tak menghiraukan hasil survei yang menyebut elektabilitasnya naik ataupun turun. Ia tidak mempermasalahkan soal menang atau kalah dalam pemilihan Februari nanti. Menurut dia, yang terpenting adalah warga Jakarta dapat menikmati dan mengenal seumur hidup hasil kerjanya selama menjabat. “Orang harus akui nih, ini zamannya dia, zamannya dia,” ujarnya.
FAJAR P. | IHSAN R. | AMMY H I ERWAN H
Baca juga:
Survei: Ahok Disokong Segmen Mapan, Anies & Agus?
Survei Populi: Elektabilitas Ahok 45,5 Persen, Tidak Anjlok