TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Kenangan terakhir tentang Ajun Komisaris Abdul Munir masih terngiang dalam ingatan keluarga serta kerabatnya. Ia merupakan satu dari 13 awak serta penumpang pesawat jenis Sky Truck M-28 dengan nomor register P-4201 milik Kepolisian Republik Indonesia yang hilang kontak di atas perairan Kepulauan Riau, akhir pekan lalu.
Ditemui di kediaman Munir di Blok C8 Nomor 22, Cluster Parangtritis, Perumahan Villa Dago, Pondok Benda, Kecamatan Pamulang, adik dari Ajun Komisaris Abdul, yakni Chairu, menyatakan kakaknya itu memang menyukai olahraga bulu tangkis.
"Kakak bilang raketnya patah dan minta dibawakan raket. Memang, kakak saya hobi sekali berolahraga. Pertemuan terakhir dengan kakak saya pada Sabtu pekan lalu," ujarnya pada Senin, 5 Desember 2016.
Menurut Chairu, keluarga mendapat informasi dari pihak kepolisian tentang hilangnya pesawat pada Sabtu sore, 3 Desember 2016.
Chairu mendengar bahwa pesawat yang ditumpangi kakaknya dengan nomor register penerbangan P-4201 yang berangkat dari Pangkal Pinang menuju Batam itu hilang kontak dengan petugas menara pemandu lalu lintas di Bandara Internasional Raja Haji Fisabilillah, Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
"Kami keluarga berharap Kak Munir pulang selamat, tapi kalaupun kenyataan lain, kami sekeluarga ikhlas. Kami juga minta didoakan yang terbaik untuk kakak saya," kata Chairu.
Mengenang kakaknya, Chairu mengatakan, Abdul Munir yang merupakan anak kedua dari empat bersaudara itu adalah sosok panutan dalam keluarga. "Dia panutan kami di keluarga, karena kalau sudah berkeinginan, dia itu luar biasa untuk meraihnya," ujarnya.
Dalam penerbangan ini, Chairu mengatakan, kakaknya menuju Kepulauan Riau dan bertugas membawa helikopter untuk Kepala Polda Kepulauan Riau. "Memang beliau yang menerbangkan helikopter untuk membawa Kepala Polda, baik Kapolda Kepulauan Riau atau Kapolda Aceh," ujarnya.
MUHAMMAD KURNIANTO