TEMPO.CO, Tangerang - Warga Desa Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, meminta PT Angkasa Pura II menunda pembangunan runway atau landasan pacu tiga Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. “Karena masalahnya sangat banyak dan carut-marut,” kata ketua perwakilan warga Rawarengas, Sapri, kepada Tempo, Selasa, 21 Maret 2017.
Sapri mengatakan permasalahan yang paling krusial dan harus segera diselesaikan bersama adalah soal ketidakcocokan harga tanah dan bangunan yang diterima warga. “Harganya sangat tidak layak,” ujar Sapri.
Baca: Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Warga Tolak Tanah Dibayar Murah
Warga, kata Sapri, meminta ganti rugi tanah dalam bentuk uang dengan Rp 3-6 juta per meter, dan bangunan Rp 4-7 juta. Sedangkan Angkasa Pura II menghargai Rp 500 ribu untuk tanah dan Rp 900 ribu untuk bangunan.
Agar terjadi kecocokan harga, Sapri meminta Kantor Jasa Penilai Publik atau tim apraisal yang menghitung nilai tanah dan bangunan milik warga dievaluasi. “Apabila penilaian yang dilakukan KJPP tidak transparan, kami minta KJPP dibubarkan,” kata Sapri.
Warga juga meminta dibatalkannya hasil penilaian yang telah dilakukan KJPP atas 683 bidang tanah sebelum ada perubahan nilai. "Karena banyak ditemukan di lapangan indikasi ketidaktransparanan tim KJPP," kata Sapri.
Selain itu, kata Sapri, ada 1.300 keluarga yang terancam tidak mendapatkan ganti rugi karena selama ini mereka tinggal di atas lahan milik orang lain. Ribuan warga ini, kata Sapril, meski tidak memiliki tanah tapi membangun dan tinggal di Rawarengas sejak 37 tahun lalu.
Menurut Sapri, desakan pembubaran KJPP dan masalah rendahnya nilai ganti rugi lahan runway tiga karena dua dari delapan tuntutan yang diusung puluhan perwakilan warga Rawarengas pada pertemuan dengan Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin di Kantor Cabang Utama PT Angkasa Pura II, Senin, 20 Maret kemarin.
Warga juga meminta akses dimudahkan untuk mencari pekerjaan, masyarakat yang menduduki tanah orang lain harus diberikan tanah untuk permukiman seluas 500 meter.
Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura II Agus Haryadi mengatakan tidak bisa menjamin proyek runway tiga berjalan sesuai rencana. ”Dinamikanya berkembang luar biasa. Masalah di bawah ini berantakan sekali, terutama masalah harga,” kata Agus. “Kemungkinan adanya perubahan itu pasti ada,” ujar Agus.
Agus mengakui banyak aspirasi yang disampaikan ke Angkasa Pura II, tapi tidak semua diterima karena terkait dengan batas dan kewenangan Angkasa Pura II. “Seperti soal ganti rugi yang belum sepakat, banyak warga yang mendirikan bangunan, klaim warga ada 1.300 belum diverifikasi,” kata Agus.
Baca juga: Pembangunan Runway 3 Bandara, Desa Ini Akan Tergusur
PT Angkasa Pura II memastikan pembangunan landasan pacu ketiga Bandara Internasional Soekarno-Hatta akan dimulai April 2017. Awal Pembangunan runway yang menyedot anggaran Rp 2 triliun ini dimulai dengan peletakan batu pertama. “Pencanangan groundbreaking dimulai April 2017,” ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin dalam keterangan tertulisnya.
Awaluddin memperkirakan runway ketiga dengan dimensi 3.000 x 60 meter persegi ini mulai beroperasi pada pertengahan 2018 untuk mendukung peningkatan pergerakan pesawat mencapai 114 pergerakan per jam.
JONIANSYAH HARDJONO