TEMPO.CO, Jakarta - Stasiun Senen dijejali ribuan penumpang yang ingin mudik ke kampung halamannya. Namun, di momen mudik Lebaran tersebut, ada hal yang berbeda. Hampir semua sudut stasiun disesaki penumpang menunggu kereta datang. Bahkan selasar dan lorong pun kini telah penuh penumpang.
Yuli, 29 tahun, pemudik asal Cikarang, rela menunggu sejak pukul 09.00 WIB meski keretanya baru akan berangkat pukul 12.00 WIB. Ia berangkat dari rumahnya pukul 06.30 WIB. Alhasil, Yuli telah duduk di pelataran stasiun hingga beberapa jam ke depan.
"Tadi saya dari Cikarang, berangkat naik mobil online. Kami enggak tahu kondisi jalan seperti apa, jadi lebih baik menunggu," ujar Yuli saat dijumpai di Stasiun Pasar Senen, Rabu, 21 Juni 2017.
Baca: Mudik, Sekda DKI: Jangan Bawa Orang Berlebihan, Jakarta Sesak
Ibu satu anak itu telah memesan tiket sejak tiga bulan lalu demi bisa bertemu kedua orang tuanya di Klaten, Jawa Tengah. Dalam waktu sepekan, ia juga harus menyempatkan diri ke rumah mertuanya di Cilacap, Jawa Tengah.
Tahun ini menjadi pengalaman pertama bagi Yuli naik kereta menuju kampung halamannya. Tahun-tahun sebelumnya ia selalu pulang menggunakan bus pariwisata. Ia juga baru tahu kondisi stasiun kereta yang padat menjelang Lebaran. Menurut Yuli, pulang kampung lebih baik dengan bus, karena tak harus menunggu berjam-jam.
"Beda dengan naik bus. Stasiun lebih ramai. Sedangkan naik bus langsung berangkat, enggak harus tunggu lama, jadi enggak bosan. Saya juga harus pesan tiket dari tiga bulan lalu," ujar Yuli.
Baca: Arus Mudik Tol Cipali Padat, Antrian di Palimanan 3 Kilometer
Tak hanya Yuli, penumpang kereta lain juga rela menunggu berjam-jam sebelum keberangkatan kereta. Farhadi, 35 tahun, sudah datang di stasiun sejak pukul 09.00 WIB. Padahal kereta yang membawanya ke Surabaya baru berangkat pukul 14.00 WIB. Ia beranjak dari rumah sejak pukul 07.00 WIB pagi tadi.
"Saya dari Tangerang naik commuterline. Sengaja datang lebih awal supaya saya bisa lebih santai," ujar Farhadi. Sambil menunggu, ia pun menidurkan anaknya di selasar stasiun. Tahun-tahun sebelumnya, Farhadi mudik menggunakan sepeda motor. Tahun ini, demi keselamatan dua anak dan istrinya, ia memutuskan naik kereta api.
LARISSA HUDA