TEMPO.CO, Bekasi - Andrian Rico Palupi, 25 tahun, pendukung Tim Nasional (Timnas) Indonesia, dijebloskan ke sel tahanan Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota. Gara-gara rocket flare yang ditembakkannya, seorang suporter Timnas Indonesia lainnya meninggal dunia.
Kepala Polres Metro Bekasi Kota Komisaris Besar Hero Henrianto Bachtiar mengatakan, atas perbuatannya tersangka terancam penjara selama lima tahun sesuai dengan Pasal 359 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Kelalaian. “Sementara dikenakan pasal itu, karena lalai,” katanya, Selasa, 5 September 2017.
Menurut Hero, dari hasil penyidikan sementara, diketahui tak ada niatan tersangka mencelakai orang lain dengan rocket flare yang dibawa ke dalam Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, pada pertandingan Timnas Indonesia melawan Timnas Fiji, Sabtu, 2 September 2017. “Meskipun tersangka tahu kalau flare tidak boleh dibawa ke stadion,” ujarnya.
Hero mengatakan tersangka melepaskan rocket flare ketika pertandingan selesai. Pertama, berdasarkan keterangan tersangka, yang dinyalakan adalah hand flare atau suar tangan, setelah itu rocket flare. Awalnya roket tersebut ingin di arahkan ke dalam lapangan tetapi masih banyak pemain. “Tersangka panik karena tuasnya sudah dilepas, otomatis roket meluncur dan meluncurnya ke tribun timur,” ucapnya.
Tanpa disadari roket mengenai Catur Juliantono, 32 tahun, yang berada di tribun timur. Warga Duret Sawit, Jakarta Timur, tersebut mengalami luka parah di bagian matanya karena terkena peluru roket berikut percikan kembang api. Korban pun tewas dalam perjalanan menuju ke rumah sakit.
Polisi butuh waktu 30 jam setelah kejadian untuk mengungkap kasus tersebut. Andrian ditangkap di rumahnya di Perumahan Bekasi Timur Regency, Kelurahan Cimuning, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, pada Senin dini hari, 4 September 2017, sekitar pukul 00.30.
Pengusutan polisi bermula dari rekaman video yang beredar. Bahkan polisi sampai ke Solo, Jawa Tengah, untuk mengungkap kasus ini. Hasil identifikasi dari rekaman video tadi, diketahui tersangka suporter Timnas Indonesia itu memakai kaus hitam. “Akhirnya kami ketahui identitas dan rumahnya,” tuturnya.
ADI WARSONO