TEMPO Interaktif, Jakarta - Hingga hari ini, aliran air baku ke Instalasi Air Pengolahan (IPA) Pejompongan belum normal. Petugas Palyja turun ke lokasi untuk menyelidiki hambatan di sepanjang Kanal Tarum Barat, Kalimalang. "Sedang kami identifikasi," kata Kepala Departemen Deputi Produksi 1 dan 2 IPA Pejompongan Andiko kepada Tempo, Rabu, 7 September 2011.
Andiko mengungkapkan debit air baku dari waduk Jatiluhur sudah normal, yakni 17.000 liter per detik. Namun, air baku di Pejompongan belum juga normal. "Sekarang 3.900, normalnya 6.200." Menurutnya, PAM Jaya dan Perum Jasa Tirta (PJT) II juga sempat menggelar rapat koordinasi pagi tadi untuk membahas soal hambatan tersebut.
Saat ini pekerja dari PJT II tengah mencari titik-titik hambatan. Saat Tempo mendatangi lokasi, dua pekerja menyelam ke dasar Kanal Tarum Barat mengangkat sisa-sisa karung pasir bekas bendungan yang tertinggal. "Aliran air di bawah lebih kencang daripada di atas. Kalau ini diangkat, mungkin aliran air bisa lebih lancar," kata Andiko.
Bendungan dari tumpukan karung pasir dan kayu sempat dibangun beberapa hari lalu untuk memudahkan pemasangan turap baja dan mengarahkan air baku ke IPA Pulo Gadung. Sayangnya, masih banyak bahan baku bendungan yang dibiarkan tertinggal dan menghalangi arus air.
Selain membersihkan karung-karung pasir di dasar Kanal Tarum Barat, sejumlah pekerja juga diterjunkan untuk membabat gulma yang menghalangi laju air ke pejompongan. "Dari Universitas Borobudur ke sana (tumbuhan penghalang) sedang dibabat."
Di pinggiran turap baja, pengganti sementara pintu pelimpas Buaran yang runtuh, sejumlah pekerja nampak mengisi pasir ke dalam karung. Pelaksana perbaikan pintu pelimpas, Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, Engkus, mengungkapkan, sejumlah kantong-kantong pasir itu akan ditempatkan di bagian luar bangunan turap yang membentuk siku untuk mengarahkan arus air. "Diarahkan supaya tidak langsung menekan (turap) dan supaya aliran air lancar."
Pekerja PJT II Niman mengatakan, untuk pengerjaan bangunan pelimpas sementara, mereka sudah membuat ribuan kantong pasir. "Ada lima ribuan kantong."
Pintu Air Buaran, Jakarta Timur, jebol pada 31 Agustus lalu. Jebolnya tanggul itu membuat krisis air bersih di beberapa kawasan. Operator air bersih menjanjikan pasokan air untuk warga akan kembali normal pada Senin lalu, 5 September 2011. Namun, hingga hari ini, pasokan tak kunjung pulih.
MARTHA THERTINA