TEMPO.CO, Yogyakarta - Jenazah Darman Prasetyo, masinis kereta api yang mengalami kecelakaan di Bintaro, Jakarta Selatan, Senin, 9 Desember 2013, akan dimakamkan di kampung halamannya, Desa Jenar Wetan, Kecamatan Purwodadi, Purworejo, Jawa Tengah. "Di pemakaman umum Kembang Gading," kata Poniran (61 tahun), paman korban, saat dihubungi Tempo, Senin malam.
Darman, kata dia, lahir di Tegal, Desember 1988. Masinis KRL 1131 SRP-THB itu meninggalkan istri dan seorang anak laki-laki berusia 2 tahun. Darman adalah anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Suroto dan Suratmi. Suroto adalah pensiunan Direktorat Navigasi Laut Perhubungan Laut yang bertugas di Tegal. Sementara, Suratmi adalah adik Poniran.
Darman menyelesaikan pendidikan tingkat atas di STM Tegal. Setelah lulus, ia tinggal di Bekasi di rumah Suroyo, pamannya. Sebelum mendaftar sebagai masinis pada 2009, Darman pernah mendaftar sebagai tentara, namun tak lulus. "Suroyo ini adik saya," katanya, menjelaskan silsilah keluarganya.
Ia mengatakan, terakhir ketemu dengan keponakannya itu pada 26 November lalu di Bekasi. Bagi dia, Darman adalah sosok yang gagah dan humoris. "Makannya banyak, badannya besar," kata dia mengenang keponakannya.
Senin malam ini, kata dia, keluarga Darman di Purworejo telah menyiapkan sejumlah keperluan untuk menyambut kedatangan jenazah. Tenda dipasang di depan rumah, kerabat dan tetangga berkumpul di rumah duka. Namun, ia mengatakan belum ada kabar pasti kapan jenazah akan diberangkatkan dari Jakarta. "Masih menunggu kabar dari Suroyo," katanya.
ANANG ZAKARIA
Foto-foto Kecelakaan Kereta di Bintaro:
Mengenang Kecelakaan KRL Bintaro, 26 Tahun Lalu
KRL Terbakar dalam Kecelakaan di Perlintasan Bintaro
Proses Pemadaman KRL Terbakar di Bintaro
Beberapa Kecelakaan KRL dalam Sejarah