TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya, Inspektur Jenderal Tito Karnavian, mengatakan kemacetan di Jakarta semakin parah. Tidak hanya terjadi di jalan protokol seperti di Semanggi, macet juga terjadi di jalan kecil di perkampungan.
Menurut Tito, penyebab ada tiga penyebab macet di Jakarta. Yakni, bertambahnya jumlah kendaraan, infrastruktur jalan dan budaya masyarakat yang belum tertib lalu lintas. "Ada wacana pembatasan jumlah kendaraan, tapi ini masalah diplomatis," kata dia di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat, 18 September 2015.
Diplomatisnya masalah itu, ucap Tito, karena pemasukan pajak terbesar di DKI berasal dari pajak kendaraan. "Kalau dibatasi pajak akan berkurang," kata dia.
Tito berharap Pemerintah Jakarta meniru Singapura dalam hal memberi kemudahan dalam pembangunan transportasi publik. Karena, kata dia, transportasi umum di Jakarta minim.
Walau transportasi umum minin, ucap dia, pemerintah malah memberikan keringanan kepada pemilik mobil pribadi. "Di Singapura, harga pembuatan SIM sama dengan harga mobil," kata dia. "Tarif parkir pun mahal, makanya banyak yang memilih ke transportasi umum."
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama setuju dengan pernyataan Tito. Menurut Ahok, sapaan Basuki, dia sedang menunggu hasil e-katalog dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang berisi bayaran per kilometer untuk bus yang melintas di luar jalur Busway.
Jika itu sudah dilaksanakan, kata dia, tidak akan ada lagi bus jelek, supir ugal-ugalan di Jakarta. "Pemerintah akan menentukan kualitas pengemudi dan bus," ujar Ahok.
HUSSEIN ABRI YUSUF