TEMPO.CO, Depok - Jumlah penderita demam berdarah di Depok terus bertambah. Sejak awal Februari sampai hari ini jumlah pasien DBD yang masuk dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok mencapai 26 orang.
Kepala Seksi Pelayanan Non Medis RSUD Kota Depok Mellisa mengatakan ada penambahan jumlah pasien DBD, di Depok, pekan ini. Bila mengacu pada data penderita DBD yang ditangani RSUD pada Januari 2016, ada sebanyak 152 pasien penyakit akibat virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypty.
Dari total jumlah pasien, 126 diantaranya adalah warga Depok, dan 26 warga dari sekitar Depok. Bagi warga Depok, yang terkena penyakit DBD, RSUD mengrratiskan seluruh biaya pengobatan dan rawat inap. "Bulan Januari kemarin bila dirata-ratakan sehari lima orang yang masuk karena DBD," kata Mellisa, Jumat 5 Januari 2015.
Februari pekan pertama, kata dia, bila dilihat memang ada peningkatan jumlah penderita DBD, dibandingkan bulan lalu. Sehari masuk pasien baru DBD sebanyak tujuh orang. "Tapi, ini baru pekan pertama. Ada kemungkinan berkurang dipekan berikutnya karena dilakukan pencegahan," ucapnya.
Dari 26 pasien yang saat ini dirawat di RSUD, dua diantaranya dirawat di selasar rumah sakit, karena tidak tertampung di ruangan rawat inap kelas 3 yang tersedia. RSUD hanya mempunyai 71 tempat tidur yang ada di dalam ruangan. "Satu pasien anak-anak dan satu pasien dewasa yang dirawat di selasar," ujarnya.
Berdasarkan catatan RSUD Depok pada 2012 ada 932 penderita DBD yang dirawat di RSUD, 2013 sebanyak 1146 orang, 2014 sebanyak 900 orang dan 2015 sebanyak 831 orang. "Januari 2016 rekor jumlah terbanyak penderita penyakit DBD di Depok mencapai 152 orang," ucapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Lies Karmawati mengatakan kejadian DBD di Depok, belum bisa dinyatakan sebagai kejadian luar biasa. Soalnya, peningkatan jumlah penderita penyakit ini belum dua kali lipat, dari jumlah pada bulan yang sama di tahun sebelumnya. "Depok belum bisa ditetapkan sebagai KLB," ucapnya.
Penderita penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti ini pada Januari 2015 di RSUD Depok, mencapai 99 pasien. Untuk yang tewas pada tahun kemarin, ada tiga orang. "Januari tahun ini sudah ada dua orang yang tewas," ucapnya.
Seksi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Agus Ghozali mengatakan dua hari lalu di Kelurahan Bhaktijaya, ada salah seorang warga yang dilaporkan meninggal karena DBD. Namun, setelah didatangkan ke lokasi, warga tersebut meninggal bukan karena DBD. "Meninggal karena virus lain, dan masih kami selidiki," ujarnya.
Pada Januari 2016 tercatat di Dinas Kesehatan ada sebanyak 140 penderita DBD di Depok, yang dirawat di seluruh rumah sakit yang ada di kota ini. Pemerintah telah melakukan fogging di 17 titik yang ada di tiga kecamatan, yakni 11 titik di Kecamatan Sawangan, tiga titik di Kecamatan Tapos dan tiga titik di Kecamatan Limo.
IMAM HAMDI