Erwin mengatakan saat ini jumlah penduduk Kota Bekasi sebanyak 2,5 juta jiwa. Selain faktor kelahiran, pertumbuhan penduduk di wilayah tersebut disumbang oleh urbanisasi yang mencapai lebih dari 50 persen. "Pendatang paling banyak dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera," ujar Erwin.
Baca: Seusai Lebaran, Bekasi Bakal Diserbu 10 Ribu Pendatang Baru
Pemerintah Kota Bekasi, kata Erwin, tidak melarang arus urbanisasi. Namun dia meminta kepada kaum urban agar tidak hanya asal datang, tapi mempunyai kemampuan bersaing agar mendapatkan pekerjaan. "Datang bukan malah menambah angka pengangguran," kata Erwin.
Pihaknya meminta kepada kaum urban agar tertib administrasi. Minimal membawa identitas diri kemudian melapor kepada pihak RT maupun RW di tempat tinggal yang baru. "Kami akan melakukan operasi yustisi dan mengecek ke rumah-rumah kontrakan," ucapnya.
Menurut Erwin, pengecekan pendatang baru dianggap penting. Tak hanya pendataan, pihaknya akan melakukan wawancara ihwal kedatangan mereka ke Bekasi dan orang yang menjaminnya. "Kami ingin tahu latar belakangnya, jangan sampai ada pelaku kejahatan," ujarnya.
Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bekasi Hartono mengatakan sepanjang Januari-Mei 2017, penyerapan tenaga kerja di Kota Bekasi cukup rendah. Dari sekitar 4.246 pencari kerja, hanya 561 orang yang berhasil bekerja. Jumlah ini masih di bawah angka 10 persen. "Pencari kerja selektif dalam memilih pekerjaan," kata Hartono.
Baca juga: Pendatang Mau Kerja di Bekasi, Ini Syaratnya
Padahal, kata Hartono, selama periode itu lowongan pekerjaan mencapai 4.939 orang, yakni laki-laki 3.701 orang dan perempuan 1.238 orang. Hanya saja, setelah melalui beberapa seleksi dan wawancara antara pencari kerja dan perusahaan, baru bisa ditempatkan sebanyak 561 orang, yakni 295 laki-laki dan 266 perempuan.
ADI WARSONO