TEMPO Interaktif, Jakarta -Para penghuni rumah di kawasan tepi rel Cipinang, Kelurahan Pisangan Timur, Jakarta Timur, pasrah melihat rumahnya dibongkar hari ini. Mereka merasa tidak khawatir dan justru langsung ingin segera kembali membangun rumah mereka saat para petugas pembongkar pergi.
Ajeng, 40 tahun, mengaku telah menghuni kawasan tepi rel yang berdekatan dengan Pasar Induk Beras Cipinang selama 8 tahun. "Sudah biasa diusir begini, nanti saya akan kembali lagi," katanya. Ibu dari dua anak ini menyatakan hanya akan berpindah sejenak ke rumah orang tuanya di daerah Bekasi lalu akan kembali dan membangun rumahnya. "Saya dan suami cari makan di sini," katanya. Ajeng biasanya bekerja sebagai tukang pijat atau berdagang makanan. Sementara suaminya bekerja sebagai kuli angkut pedagang batu material bangunan.
Tidak hanya Ajeng. Leli, 20 tahun, juga mengaku akan kembali ke rumahnya yang dibangun di kawasan yang sama, di dekat Stasiun Cipinang. "Saya tidak punya rumah lagi," katanya. Leli tinggal bersama kedua orang tua dan kakaknya. Mereka biasa mencari nafkah sebagai pedagang atau menjadi penjaga toilet umum.
Kawasan tepi rel kereta di sepanjang wilayah Kelurahan Pisangan Timur ini memang merupakan tanah milik PT KAI. Lahan itu sebetulnya telah lama diperuntukkan untuk pembangunan dipo kereta. Selain itu, kawasan tersebut juga menjadi bagian dari pembangunan rel dwi ganda atau DDT yang akan membentang dari Manggarai sampai dengan Cikarang.
Demi rencana pembangunan itu, pihak PT KAI sudah pernah meminta penertiban bangunan liar. Terakhir kali pada tahun 2008 lalu. Setelah penertiban, kawasan yang masuk wilayah operasi Stasiun Cipinang itu diberi pagar beton. Namun, pagar kemudian dilubangi sebagai tempat masuk sehingga kawasan ramai dipadati oleh rumah-rumah serta para pedagang batu dan pasir.
EZTHER LASTANIA