TEMPO Interaktif, Jakarta - Salah satu korban ledakan petasan di Penjaringan, Jakarta Utara, yang dirawat di Unit Luka Bakar Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Rawan Asmo, kondisinya terlihat semakin membaik, meskipun masih harus diinfus dan menggunakan alat bantu pernafasan.
"Semalam sempat kritis, tapi ini sudah baikan. Dia juga sudah bisa mengangkat tangannya," ujar Habib, rekan kerja Rawan, yang mengunjunginya di RSCM, Selasa (17/8).
Habib mengatakan Rawan sudah bisa berbicara meskipun nafasnya masih terengah-engah. Ketika dikunjungi, Rawan sempat bertanya mengenai Tunjangan Hari Raya dari kantornya. "THR-nya sudah dibagi belum, kalau sudah ambilin dan kasih ke bini saya," ujar Habib menirukan omongan temannya.
Habib yang mengunjungi Rawan sekitar pukul 11.00 WIB mengatakan sebelum kejadian ledakan petasan tersebut, Rawan sempat mengantarkan istri dan anaknya ke kampung halamannya di Purwokerto, Jawa Tengah. "Begitu dengar ada kejadian ini ya istrinya kaget dan langsung balik lagi ke Jakarta. Dia punya anak satu masih kecil, sekitar dua tahun," ujar Habib.
Saat ini, Rawan juga sudah bisa dikunjungi secara langsung oleh keluarga dan teman terdekat, tapi jumlahnya dibatasi. Pengunjung juga bisa melihat kondisi Rawan dari kaca ruang ULB.
Seperti diberitakan, Sugiono, korban ledakan petasan yang juga dirawat di ULB RSCM meninggal dunia pada Kamis (12/8) pagi. Sugiono dan Rawan, beserta tiga orang lainnya menjadi korban luka bakar akibat ledakan ribuan petasan di kawasan Pergudangan Bisnis Pluit RT 01/02 Kamalmuara, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (10/8). Rawan adalah petugas keamanan yang diminta menjaga ribuan petasan itu.
NALIA RIFIKA