TEMPO.CO , Jakarta: Polisi menemukan bukti baru yang menguatkan dugaan pembunuhan terhadap mahasiswa Universitas Indonesia, Akseyna Ahad Dori. Selain luka di wajah, ujung sepatunya robek. “Ini bisa mengindikasikan dia diseret secara paksa sebelum ditenggelamkan ke danau,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Khrisna Murti, kemarin.
Khrisna menduga Akseyna pingsan ketika diseret. Luka di wajah sebagai indikasi adanya penganiayaan yang membuat mahasiswa jurusan biologi ini tak sadarkan diri. (Baca: Saksi Kunci Akseyna Menghilang, UI Kecolongan?)
Untuk memastikan dugaan tersebut, polisi telah membentuk tim satuan tugas khusus. Tugas tim ini adalah mencermati bukti-bukti yang sudah dikumpulkan dan mencari bukti-bukti baru. Tim beranggotakan penyidik dari Satuan Reserse Kriminal Polres Depok dan Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. "Temuan-temuan ini diharapkan bisa mengerucut kepada pelakunya," ujarnya.
Jenazah Akseyna ditemukan mengambang di Danau Kenanga UI pada 26 Maret 2015. Tubuhnya masih berpakaian lengkap, termasuk tas ransel di punggung. Di dalam tas itu ditemukan sejumlah batu yang diduga digunakan sebagai pemberat agar tubuhnya terbenam.
Awalnya polisi menduga Akseyna tewas bunuh diri. Dugaan itu muncul setelah polisi menemukan secarik surat permintaan maaf di kamar kos yang ditemukan Jibril, teman akrabnya. Penulis surat itu meminta agar kepergiannya tak usah dicari.
Kolonel Sus Mardoto, ayah Akseyna, menampik kemungkinan itu. Menurut dia, tekstur tulisan anaknya berbeda dengan tulisan dalam surat tersebut. Mardoto mendapat surat tersebut dari Jibril empat hari setelah penemuan jenazah ketika ia belum memberi tahu siapa pun sebagai ayah Akseyna. (Baca: MISTERI AKSEYNA UI: Sepatu Rusak Tuntun Polisi ke Pembunuh)
Keyakinan Mardoto diperkuat oleh analisis Deborah Dewi, grafolog dari American Handwriting Analysis Foundation. Menurut Deborah, tulisan dalam surat itu memiliki dua karakter. Beberapa bagian identik dengan tulisan Akseyna, beberapa bagian lagi sangat berbeda.
Menurut Mardoto, luka di tubuh anaknya tak hanya di dahi, “Tapi juga di dada dan punggung.” Luka itu berbentuk lebam dan lecet, seperti bekas pukulan benda tumpul. Mardoto kian yakin anaknya dibunuh setelah melihat luka lain: “Di leher Akseyna ada lekukan seperti bekas jeratan.”
l NINIS CHAIRUNNISA | VENANTIA MELINDA | IMAM HAMDI
SIMAK:
Lia Eden Minta Izin Jokowi untuk Mendaratkan UFO di Monas
Hari Lingkungan Hidup, Jokowi Undang Pemulung ke Istana
Merebaknya Cacing di Yogya: Tanda Bakal Ada Gempa atau..
SIMAK JUGA INDEKS BERITA TERBARU HARI INI