TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Metro Jaya membentuk tim satuan tugas khusus untuk memecahkan misteri tewasnya Akseyna Ahad Dori, mahasiswa Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Depok Jawa Barat. (Baca juga: Kasus Akseyna UI: Misteri Jibril dan 5 Orang di Kamar Ace)
Direktur Reserse dan Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Khrisna Murti, menjelaskan kasus tersebut semakin menunjukkan titik terang. "Kami sedang mengerucut kepada pelakunya," ujar Khrisna di kantornya, kamis 4 Juni 2015.
Khrisna menambahkan, polisi meyakini Akseyna dimasukkan oleh pembunuhnya dalam keadaan tak sadarkan diri ke Danau Kenanga di Kompleks UI. Ada dua bukti yang menunjukan hal tersebut. Pertama, ujung belakang sepatu milik Akseyna rusak. (Baca: MISTERI KASUS AKSEYNA: Kenapa UI Terkesan Menutup Diri?)
Kerusakan tersebut, kata Khrisna, diduga terjadi karena Aksyena diseret saat dibawa ke dekat Danau Kenanga lalu ditenggelamkan. Bukti kedua adalah luka yang ada di wajahnya. "Itu diduga akibat penganiayaan," ujar Khrisna. (Baca: Kasus Akseyna UI: Gerak-gerik Jibril dan Dua Saksi Kunci)
Sudah lebih dari dua bulan sejak jenazah Akseyna ditemukan mengambang di Danau Kenanga UI pada 26 Maret 2015. Sempat muncul dugaan mahasiswa itu bunuh diri karena ditemukan surat wasiat di kamarnya. Belakangan, polisi menmukan bukti-bukti lain yang justru mengerucut pada dugaan pembunuhan.
Keluarga Ace, panggilan akrab Akseyna, menduga pembunuh bukan dilakukan satu orang, melainkan sejumlah orang. "Ace berpostur tinggi-besar dan susah untuk ditaklukkan oleh satu orang," kata Kolonel Sus Mardoto, ayah Akseyna, kepada Tempo. (Baca juga: MISTERI AKSEYNA UI: Dua Jejak Ditinggalkan Sang Pembunuh)
Mardoto berujar, anaknya memiliki tinggi sekitar 175 sentimeter dengan badan kekar, sehingga untuk mengalahkan Ace perlu beberapa orang. Dia mencurigai pembunuh anaknya orang yang dekat dan mengenal korban.
Apalagi, menurut Amrdoto, berdasarkan fakta yang ditemukan polisi, untuk menyeret Ace ke Danau Kenanga di kompleks Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, diperlukan tenaga yang lebih besar ketimbang bobot Ace. (Simak: PEMBUNUH AKSEYNA UI: Orang Dekat dan Bukan Pelaku Tunggal?)
Berdasarkan analisis keluarga, ucap Mardoto, kematian Ace kemungkinan bersifat skenario tingkat tinggi atau high crime. Indikasi ini lantaran ditemukan adanya rekayasa surat wasiat dan kekerasan fisik. Namun Mardoto menyerahkan kasus ini kepada polisi.
NINIS CHAIRUNNISA
Baca
Wanita Ini Puasa Senin-Kamis Agar Kasus Akseyna Terungkap
Ungkap Kasus Akseyna, Alibi Para Saksi Akan Diteliti Lagi