Wali Kota Depok Akan Disomasi karena Dinilai Tak Peduli RTH

Selasa, 13 Februari 2018 14:42 WIB

Aktivis Ruang Terbuka Hijau (RTH) Movement menggelar konferensi pers untuk mensomasi Wali Kota Depok yang tidak peduli RTH, di Depok, 12 Februari 2018. TEMPO/Untung Widyanto

TEMPO.CO, Depok - Aktivis Ruang Terbuka Hijau (RTH) Movement akan melakukan somasi kepada Wali Kota Depok Mohammad Idris Abdul Somad karena dianggap tidak peduli mengembangkan RTH di wilayahnya.

“Apabila tidak ada tanggapan dalam waktu tiga kali dua puluh empat jam dari hari ini, kami akan layangkan somasi sebagai prasyarat melakukan gugatan,” ujar Koordinator RTH Movement Depok, Alfred Sitorus kepada pers di Pingset Koffee, Jalan Raya Cipayung, Citayam, Kota Depok, pada 12 Februari 2018.

Baca juga:

Depok Ubah Nama Kota Belimbing Menjadi Friendly City
Beli Lahan untuk Alun-alun, Depok Siapkan Dana 164 Miliar

Peraturan saat ini menetapkan pemerintah kota atau kabupaten harus menyiapkan minimal 20 persen RTH dari luas wilayah. Alfred menjelaskan Kota Depok yang luasnya sekitar 200 kilometer persegi, masih jauh dari ketentuan tersebut.

Advertising
Advertising

Alfred menjelaskan dalam 10 tahun, Pemerintah Kota Depok justru membabat RTH di Jalan Margonda dan trotoarnya. Selain itu mengizinkan pembabatan hutan bambu di bantaran Sungai Ciliwung.

Selain itu, pengadaan RTH di komplek Grand Depok City (GDC) seluas 4 hektar dengan dalih sebagai alun-alun kota, dinilai Alfred, sarat dengan hal-hal yang sumir, tidak transparan dan tidak adil.

Sumir dan tidak transparan, ujar Alfred , karena dalam prosesnya tidak melibatkan masyarakat. Alfred menjelaskan kebijakan itu tidak adil karena mengabaikan kebutuhan RTH warga Depok di wilayah barat (Kecamatan Sawangan dan Bojongsari), wilayah timur (Kecamatan Tapos dan Cilodong) dan wilayah selatan (KecamatanCipayung).

Ahmad Puput Safrudin, aktivis RTH Movement Depok dan Thamrin School of Climate Change and Sustainability, menjelaskan pihaknya mengajukan sejumlah gugatan kepada Wali Kota Depok.

“Pertama, agar pengadaan RTH dilakukan dengan melibatkan masyarakat secara transparan dan dialokasikan secara berimbang dan berkeadilan dengan kebutuhan warga di wilayah timur, barat dan selatan Depok,” kata Puput.

Kedua, penentuan titik alun-alun di komplek perumahan GDC yang menguntungkan pihak pengembang. Proses ini diduga terjadi konspirasi karena utilitas jalan utama masih belum diserahterimakan ke pemerintah.

Ketiga, kejelasan sisa anggaran pembebasan lahan yang tidak digunakan pada 2017 (dianggarkan sebesar Rp Rp 235 miliar, dan digunakan Rp 164 miliar) agar bisa digunakan untuk pembebasan lahan RTH di wilayah lain.

Keempat, transparansi pengelolaan konversi dana untuk RTH dari kewajiban pengembang gedung perkantoran, hotel, kawasan komersial, perumahan vertikal (apartemen) dan lainnya sebagai alternatif pemenuhan RTH.

Kelima, mengembangkan RTH di wilayah barat, timur dan selatan sekaligus sebagai ruang publik, dimana masyarakat berinteraksi secara sosial, berolahraga dan berkesenian.

Simak juga: Disebut Kota Tak Layak Huni, Wali Kota Depok Sangkal Metodologi

Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga menjelaskan pengadaan RTH harus dijadikan komitmen Pemerintah Kota Depok mengingat saat ini program unggulan Wali Kota Depok adalah zero waste city, smart healthy city, dan family city.

“Bagaimana bisa kota sehat terwujud kalau RTH nya tidak dibangun,” katan Nirwono yang hadir dalam acara RTH Movement Depok.

Secara teknis, kata Nirwono, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan pemerintah kota untuk membuat RTH. Antara lain revitalisasi waduk atau situ, naturalisasi sungai, penghijauan sepanjang rel kereta api, serta penghijauan lahan kosong di Depok.

Berita terkait

Kasus Bullying Siswi SMP Bojonggede Diduga karena Rebutan Cowok

2 jam lalu

Kasus Bullying Siswi SMP Bojonggede Diduga karena Rebutan Cowok

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Al-Basyariah Uus Saharoh mengungkap kasus dugaan bullying terhadap siswinya karena berebut cowok.

Baca Selengkapnya

Aksi Bullying di Depok, Pelajar Putri SMP Pukuli Siswi dari SMP lain

6 jam lalu

Aksi Bullying di Depok, Pelajar Putri SMP Pukuli Siswi dari SMP lain

Seorang pelajar putri dari sebuah SMP melakukan bullying terhadap siswi dari SMP lain di Depok.

Baca Selengkapnya

Dibuka Awal Juni, PPDB 2024 di Depok Digelar Serentak untuk Seluruh Jenjang Pendidikan

10 jam lalu

Dibuka Awal Juni, PPDB 2024 di Depok Digelar Serentak untuk Seluruh Jenjang Pendidikan

PPDB 2024 di Depok dibuka serentak untuk seleruh jenjang pendidikan.

Baca Selengkapnya

Pengemudi Toyota Fortuner Halangi Perjalanan Ambulans, Polres Depok: Kami Selidiki

22 jam lalu

Pengemudi Toyota Fortuner Halangi Perjalanan Ambulans, Polres Depok: Kami Selidiki

Polres Metro Depok menyatakan tengah menyelidiki peristiwa pengemudi Toyota Fortuner menghalangi perjalanan ambulans.

Baca Selengkapnya

KPU Kota Depok Pastikan Tak Ada Paslon Wali Kota Jalur Independen di Pilkada 2024

1 hari lalu

KPU Kota Depok Pastikan Tak Ada Paslon Wali Kota Jalur Independen di Pilkada 2024

KPU Kota Depok mengungkap alasan tidak ada paslon wali kota dari jalur independen atau perseorangan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Kronologi Spanduk Kandidat Wali Kota Depok yang Diusung PDIP Dicopot Satpol PP

1 hari lalu

Kronologi Spanduk Kandidat Wali Kota Depok yang Diusung PDIP Dicopot Satpol PP

Petugas Satpol PP menurunkan spanduk kandidat Wali Kota Depok mendapat kritik dari politikus PDIP. Begini kronologinya.

Baca Selengkapnya

Bima Arya Sebut Depok Panas, Mohammad Idris : Perubahan Iklim

1 hari lalu

Bima Arya Sebut Depok Panas, Mohammad Idris : Perubahan Iklim

Wali Kota Depok Mohammad Idris merespon statement kandidat calon Gubernur Jawa Barat dari PAN, Bima Arya yang mengatakan Depok panas dan kurang penghijauan.

Baca Selengkapnya

Kisah Haru Korban Bus Siswa SMK Lingga Kencana Depok, Demi Ikut Study Tour Rela Jadi Kuli Bangunan

1 hari lalu

Kisah Haru Korban Bus Siswa SMK Lingga Kencana Depok, Demi Ikut Study Tour Rela Jadi Kuli Bangunan

Dua korban bus rombongan SMK Lingga Kencana sempat menjadi kuli bangunan untuk membayar biaya study tour senilai 800 ribu. Ini kisah lainnya.

Baca Selengkapnya

Tersangka Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Bisa Bertambah, Pengusaha dan Karoseri Bus Akan Diperiksa

2 hari lalu

Tersangka Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Bisa Bertambah, Pengusaha dan Karoseri Bus Akan Diperiksa

Kakorlantas Polri menyatakan pihak pengusaha dan karoseri bus bisa diperiksa dalam kasus kecelakaan bus SMK Lingga Kencana.

Baca Selengkapnya

Polda Jabar Ungkap Penyebab Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

2 hari lalu

Polda Jabar Ungkap Penyebab Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Polda Jabar telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dengan Traffic Accident Analysis (TAA) untuk mengetahui penyebab kecelakaan bus itu.

Baca Selengkapnya