Polres Jakarta Barat menangkap pelaku penjambretan terhadap Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanudin di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, 29 Juni 2018. Tempo/Imam Hamdi
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Resor Jakarta Barat Komisaris Besar Hengky Hariadi mengatakan pelaku penjambretan dan begal jalanan di Jabodetabek selalu berkelompok dalam melancarkan aksinya. Mereka pun mempunyai beragam modus untuk mendekati sasarannya.
"Modus penjambretan selalu berbeda-beda, dan mereka berkelompok. Itu yang harus diwaspadai," kata Hengky di kantornya, Jumat, 29 Juni 2018. Markas jambret dan kawanan Begal di Jabodetabek berada di kawasan Teluk Gong, Jakarta Utara.
"Kalau mereka lihat ada barang berharga korban langsung dipepet, dan langsung kabur dengan barang rampasannya," ujarnya.
Modus dengan tiga sampai empat motor, biasanya mereka bakal membayang-bayangi mobil atau bajaj yang menjadi sasaran mereka. Dari empat motor pelaku, ada yang bertugas membayangi dari belakang dan memepet kiri dan kanan.
Sedangkan, satu kendaraan lainnya yang menjadi eksekutor untuk menghadang laju kendaraan dan melakukan perampasan. "Mereka berbagi peran. Kalau ada yang mengejar, mereka juga ada tim yang menghalau. Modus merek pepet, rampas dan kabur."
Menurut Hengky, sindikat bandit jalanan di Jakarta cukup besar. Hal itu terungkap setelah polisi meringkus dua pelaku jambret di kawasan Kota Tua.
Keduanya adalah AA dan FY. Mereka ditangkap di dua lokasi berbeda. AA ditangkap di Teluk Gong, Jakarta Utara, sedangkan FY di Cengkareng, Jakarta Barat.
Namun, FY tewas ditembak lantaran melakukan perlawanan saat mau ditangkap. FY adalah pelaku yang membawa motor saat melakukan penjambretan. Sedangkan, AA bertugas mengeksekusi setelah targetnya sudah ada.
Dari keterangan AA, polisi mendapatkan informasi bahwa ada sindikat penjambretan yang bermarkas di Teluk Gong, Jakarta Utara. Setelah melakukan pengembangan sindikat bandit jalanan itu, polisi kembali menangkap lima kelompok jambret yang beroperasi di Jakarta dan sekitarnya. "Kami sedang kembangkan dan memburu kapten mereka. Orang ini big bosnya yang kaya raya," kata Hengky.