Demonstrasi Jadi Puncak Kebencian Rakyat Terhadap Rezim yang Berkuasa

Editor

Suseno

Sabtu, 24 Agustus 2024 12:00 WIB

Dewan Pakar IM57+ Institute juga para mantan pimpinan KPK, Busyro Muqoddas (tengah) dan Saut Situmorang (kanan belakang), Ketua IM57+ Institute Praswad Nugraha (kiri), Mantan Penasihat KPK Abdullah Hehamahua (kanan) dan Pegiat Antikorupsi Saor Siagian (kedua kiri) memberikan keterangan kepada awak media seusai melakukan audiensi dengan pimpinan KPK di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Rabu, 14 Agustus 2024. Dalam pertemuan tersebut mereka meminta KPK untuk melakukan proses penyelidikan, penyidikan dan penuntutan secara tuntas atas dugaan skandal Blok Medan. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua IM57+ Institute, M. Praswad Nugraha, menyatakan, demonstrasi yang terus berlangsung meskipun pengesahan RUU Pilkada telah dibatalkan, menunjukkan bahwa ketidakpuasan rakyat sudah melampaui isu Pilkada. "Demonstrasi massif dua hari ini menunjukkan adanya suatu alasan di luar soal Pilkada dan dukungan terhadap calon tertentu," ujar Praswad, Sabtu, 24 Agustus 2024.

Praswad meyakini gelombang demokrasi yang digerakkan oleh mahasiswa dan masyarakat bukan terkait dengan peserta Pilkada tertentu atau ambang batas suara partai politik. "Rakyat sudah muak dengan tindakan Presiden Joko Widodo dan pendukungnya selama 10 tahun ini yang secara terang benderang terus memukul demokrasi menggunakan berbagai institusi negara," tegasnya.

Praswad menambahkan bahwa rakyat marah atas tindakan Presiden yang menggunakan segala perangkat negara untuk mendukung anak, kerabat, dan pendukungnya berkuasa sebagai bagian dari politik dinasti. "Saat ini saja terdapat 9 kerabat Joko Widodo yang menduduki jabatan strategis. Ini soal marahnya rakyat atas tindakan menghalalkan segala cara dalam melanggengkan kekuasaan," kata Praswad.

Praswad menekankan tentang perlunya perubahan radikal untuk menghilangkan warisan buruk yang ditinggalkan oleh Joko Widodo. "Menjadi suatu keharusan bagi Joko Widodo untuk tidak melakukan langkah yang memperburuk keadaan. Joko Widodo sudah selesai," katanya. "Biarkan pemerintah baru yang akan berkuasa mulai membangun tatanan baru yang berbeda."

Praswad juga menekankan pentingnya kewaspadaan rakyat dalam menjaga demokrasi. "Gerakan perlawanan harus terus dirawat sehingga kerusakan tidak terus terjadi. Hari ini adalah bukti bahwa kekuatan rakyat penting dan berharga dalam merawat demokrasi," katanya.

Advertising
Advertising

Berita terkait

34 Tahanan Perempuan Iran Mogok Makan, Peringati Kematian Mahsa Amini

1 hari lalu

34 Tahanan Perempuan Iran Mogok Makan, Peringati Kematian Mahsa Amini

Tiga puluh empat tahanan perempuan melakukan mogok makan di penjara Iran pada Ahad untuk menandai dua tahun kematian Mahsa Amini.

Baca Selengkapnya

Perempuan Prancis Demo, Dukung Nenek 72 Tahun yang Diperkosa Ratusan Kali

2 hari lalu

Perempuan Prancis Demo, Dukung Nenek 72 Tahun yang Diperkosa Ratusan Kali

Ratusan perempuan di Prancis memprotes pemerkosaan yang dilakukan terhadap Gisele Picolot, perempuan 72 tahun.

Baca Selengkapnya

Kandidat dari IM57+ Institute Tak Lolos Capim KPK, Praswad: Sejak Awal Kami Tak Percaya Kerja Pansel

6 hari lalu

Kandidat dari IM57+ Institute Tak Lolos Capim KPK, Praswad: Sejak Awal Kami Tak Percaya Kerja Pansel

Pansel Capim KPK dinilai hanya melakukan kerja administrasi dan bertugas meloloskan capim pilihan istana.

Baca Selengkapnya

Polres Banda Aceh Pulangkan 16 Demonstran yang Ditangkap di DPR Aceh

15 hari lalu

Polres Banda Aceh Pulangkan 16 Demonstran yang Ditangkap di DPR Aceh

Polisi menyebut, para demonstran yang ditangkap telah dijemput oleh keluarga dan wali mereka pada Sabtu, 31 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

LBH Jakarta Desak Polri Tunjukkan Formulir Penggunaan Kekuatan Saat Hadapi Demonstran

17 hari lalu

LBH Jakarta Desak Polri Tunjukkan Formulir Penggunaan Kekuatan Saat Hadapi Demonstran

LBH Jakarta mendesak Polri untuk transparan dengan menunjukkan Formulir Penggunaan Kekuatan Saat hadapi demonstran melawan politik dinasti.

Baca Selengkapnya

BEM SI Gelar Aksi Solidaritas di Bandung Atas Represifitas Aparat: Kami Dilihat Sebagai Ancaman

17 hari lalu

BEM SI Gelar Aksi Solidaritas di Bandung Atas Represifitas Aparat: Kami Dilihat Sebagai Ancaman

Aksi BEM SI ini dilakukan sebagai bentuk sikap atas represifitas aparat di berbagai daerah beberapa waktu lalu.

Baca Selengkapnya

LBH Jakarta: Polisi Belum Kembalikan Barang Milik Demonstran Kawal Putusan MK

17 hari lalu

LBH Jakarta: Polisi Belum Kembalikan Barang Milik Demonstran Kawal Putusan MK

Masih ada 19 barang milik 11 demonstran yang disita secara paksa dan belum dikembalikan oleh polisi saat demonstrasi di DPR 22 Agustus 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Kekerasan dalam Penanganan Demonstrasi oleh Aparat, Ini 6 Desakan Tim Advokasi untuk Demokrasi

18 hari lalu

Kekerasan dalam Penanganan Demonstrasi oleh Aparat, Ini 6 Desakan Tim Advokasi untuk Demokrasi

Ini enam hal desakan Tim Advokasi untuk Demokrasi (TAUD) atas penanganan demonstrasi aparat yang eksesif.

Baca Selengkapnya

Kompolnas Surati Mabes Polri, Minta Pertanggungjawaban Penggunaan Gas Air Mata saat Bubarkan Demonstrasi

18 hari lalu

Kompolnas Surati Mabes Polri, Minta Pertanggungjawaban Penggunaan Gas Air Mata saat Bubarkan Demonstrasi

Komisioner Kompolnas Poengky mengatakan, gas air mata memang tidak mematikan, tapi polisi tetap harus waspada dalam penggunaannya.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya: Pengamanan Aksi Beberapa Hari Terakhir Sesuai SOP

18 hari lalu

Polda Metro Jaya: Pengamanan Aksi Beberapa Hari Terakhir Sesuai SOP

Polda Metro Jaya menyatakan jajarannya tetap menunjukkan sikap humanis terhadap demonstran, bahkan ada polisi yang terluka

Baca Selengkapnya