Jamaah Islamiyah Membubarkan Diri, Greg Barton: Tetap Waspada dengan Kelompok Sempalan

Selasa, 3 September 2024 10:10 WIB

Profesor politik islam global dari Alfred Deakin Institute for Citizen for Citizenship and Globalization (ADI) Melbourne, Greg Barton. Foto : X

TEMPO.CO, Jakarta - Profesor politik islam global dari Alfred Deakin Institute for Citizen for Citizenship and Globalization (ADI), Melbourne, Australia, Greg Barton merespons organisasi teroris Jamaah Islamiyah yang mendeklarasikan membubarkan diri. Deklarasi pembubaran diri itu dilakukan di Hotel Lorin, Sentul, Bogor, pada Ahad, 30 Juni 2024, yang difasilitasi Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri atau Densus 88. “Ini adalah hal yang positif,” ujarnya saat ditemui di kantornya di Jakarta Pusat pada 19 Agustus 2024 lalu.

Menurut Barton, pembubaran diri JI bukan peristiwa yang tiba-tiba terjadi. Prosesnya sudah berlangsung 10 tahun. Pria yang fasih berbahasa Indonesia itu mengatakan kelompok Jamaah Islamiyah sudah dilema sejak lama, meski sangat percaya pada jihad yang bisa dilakukan di Filipina hingga Afghanistan, tapi di Indonesia sulit. Bahkan pada 2010, pimpinan JI saat itu tidak setuju digelar latihan militer di Aceh.

Selain itu organisasi itu juga memiliki puluhan pesantren yang terafiliasi dengan jumlah santri belasan ribu. Ia tak menampik bahwa di pesantren yang terafiliasi dengan JI diajarkan kitab atau kurikulum yang radikal dan ekstrim. Namun, ia menilai masih ada tradisi pesantren dan ulama yang bisa menjadi hal positif bagi JI. Sehingga masih bisa diperbaiki. “Kalau JI tetap banyak yang ditangkap, akan sulit. Kemungkinan juga pesantren akan kandas,” ucap Barton.

Sehingga, pembubaran diri Jamaah Islamiyah merupakan kompromi yang produktif, bukan sesuatu yang merugikan ke depan. Ini juga menjadi salah satu cara untuk menghindari konflik. Namun, ia mengingatkan memang ada potensi munculnya kelompok sempalan. “Tapi setidaknya fokus Densus 88 berkurang, tingga kelompok sempalan, atau dari organisasi teror lainnya,” tutur penulis buku Biografi Gus Dur itu.

Juru Bicara Densus 88 Komisaris Besar Aswin Siregar juga menjelaskan soal potensi ancaman setelah Jamaah Islamiyah membubarkan diri. Menurut dia, JI memiliki sekitar 6 ribu orang anggota. Namun, ia tidak menjelaskan secara gamblang potensi munculnya sempalan dari anggota JI yang tidak setuju pembubaran organisasi.

Advertising
Advertising

“Apakah ada kemungkinan sempalan, ada saja. Tapi kami tidak bisa meramalkan atau menjawab seperti itu,” kata Aswin kepada Tempo di kantornya, Selasa, 13 Agustus 2024.

Densus 88, katanya, akan tetap melakukan asesmen, kontrol, dan evaluasi secara terus menerus terhadap anggota JI. Sehingga tidak akan kembali pada nilai-nilai organisasi sebelumnya. Selain itu, pihaknya juga memastikan pesantren yang terafiliasi tidak akan terpapar ajaran terorisme.

“Densus 88 melibatkan tim ahli dan Kementerian Agama untuk mengevaluasi kurikulum pendidikan di pesantren terafiliasi,” tutur Aswin.

Pembubaran organisasi itu dihadiri oleh para mantan petinggi JI. Mantan Amir JI yang sedang dipenjara Abu Rusydan dan Para Wijayanto juga turut dihadirkan Densus 88. Abu Fatih dan pentolan JI lain seperti Aris Siswanto dan Bambang Sukirno juga hadir. Eks Amir JI yang sudah menghirup udara bebas, Zarkasih, pun ikut berkumpul di Hotel Lorin, Sentul Bogor, pada 30 Juni 2024.

Dalam notula deklarasi yang diterima Tempo menyebutkan, mereka diantaranya turut membahas sikap tatharruf atau ekstremisme dan ide untuk merujuk manhaj Ahlussunnah Wal Jamaah. Diskusi itu jauh berbeda dengan doktrin JI yang sebelumnya mempraktikkan takfiri dan “berjihad” dengan cara kekerasan seperti bom bunuh diri.

Akhirnya mereka bersepakat mendeklarasikan pembubaran diri pada hari itu. Sebanyak 16 orang senior Jamaah Islamiyah berdiri di atas panggung. Abu Rusydan duduk dan membacakan enam poin deklarasi pembubaran JI. “Menyatakan pembubaran Al-Jamaah Al-Islamiyah dan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tutur Rusydan dikutip dari Majalah Tempo edisi 22-27 Juli 2024.

Seusai deklarasi, sebanyak 100 lebih pengurus pesantren yang terafiliasi dengan JI dari Sumatera Utara sampai Nusa Tenggara Barat di ruangan itu menyanyikan lagu Indonesia Raya. Video tersebut beredar di media sosial.

AMELIA RAHIMA SARI berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Berita terkait

Resmi Nahkodai BNPT, Irjen Pol. Eddy Hartono Ingin Pertahankan Zero Terrorist Attack

12 jam lalu

Resmi Nahkodai BNPT, Irjen Pol. Eddy Hartono Ingin Pertahankan Zero Terrorist Attack

Eddy akan lebih fokus dan optimal dalam melaksanakan pencegahan sebagai bentuk kehadiran negara

Baca Selengkapnya

Kasus Penganiayaan Santri Pondok Pesantren di Sukoharjo, Kemenag Bakal Panggil Pengurus Yayasan dan Pengelola

18 jam lalu

Kasus Penganiayaan Santri Pondok Pesantren di Sukoharjo, Kemenag Bakal Panggil Pengurus Yayasan dan Pengelola

Hari ini, Kemenag Sukoharjo berencana mendatangi rumah korban untuk bertakziah dan bertemu dengan keluarga santri muda itu.

Baca Selengkapnya

Polres Sukoharjo Ungkap Kasus Meninggalnya Santri Akibat Penganiayaan, Bukan Perundungan

1 hari lalu

Polres Sukoharjo Ungkap Kasus Meninggalnya Santri Akibat Penganiayaan, Bukan Perundungan

"Bukan bullying (perundungan), tapi penganiayaan oleh satu senior kepada adik kelasnya," kata Kapolres Sukoharjo.

Baca Selengkapnya

Diduga Jadi Korban Perundungan Kakak Senior di Pondok Pesantren di Sukoharjo, Santri 13 Tahun Meninggal

1 hari lalu

Diduga Jadi Korban Perundungan Kakak Senior di Pondok Pesantren di Sukoharjo, Santri 13 Tahun Meninggal

Ayah korban dugaan perundungan itu menunggu hasil autopsi santri yang baru berumur 13 tahun tersebut untuk mengetahui penyebab kematian putranya.

Baca Selengkapnya

CekFakta #277 Mewaspadai Bahaya AI di Tangan Ekstremis dan Teroris

5 hari lalu

CekFakta #277 Mewaspadai Bahaya AI di Tangan Ekstremis dan Teroris

Mewaspadai Bahaya AI di Tangan Ekstremis dan Teroris

Baca Selengkapnya

Guru Ngaji di Sragen Ditangkap Polisi, Diduga Cabuli Anak di Bawah Umur

6 hari lalu

Guru Ngaji di Sragen Ditangkap Polisi, Diduga Cabuli Anak di Bawah Umur

Guru ngaji berusia 55 tahun melakukan pencabulan terhadap eks muridnya sebanyak 10 kali dan persetubuhan 7 kali sejak 2022 sampai 2024.

Baca Selengkapnya

Eks Pimpinan Jamaah Islamiyah Akui Ada Anggota yang Menolak Bubarkan Diri dan Kembali ke NKRI

9 hari lalu

Eks Pimpinan Jamaah Islamiyah Akui Ada Anggota yang Menolak Bubarkan Diri dan Kembali ke NKRI

Eks pimpinan Jamaah Islamiyah mengakui masih ada satu jyang menolak membubarkan diri dan tak mau kembali ke NKRI.

Baca Selengkapnya

Bubarkan Diri, Eks Pimpinan Jamaah Islamiyah Minta Anggotanya Serahkan Senjata ke Densus 88

9 hari lalu

Bubarkan Diri, Eks Pimpinan Jamaah Islamiyah Minta Anggotanya Serahkan Senjata ke Densus 88

Para pendiri JI menggelar sosialisasi pembubaran Jamaah Islamiyah dan Ikrar Kembali ke NKRI. Mereka meminta eks anggota untuk menyerahkan senjata.

Baca Selengkapnya

Eks Pimpinan Jamaah Islamiyah Serahkan Nasibnya ke Pemerintah Usai Membubarkan Diri

10 hari lalu

Eks Pimpinan Jamaah Islamiyah Serahkan Nasibnya ke Pemerintah Usai Membubarkan Diri

Ketua Mantiqi 2 Jamaah Islamiyah, Abu Fatih menyerahkan nasibnya kepada pemerintah usai membubarkan diri.

Baca Selengkapnya

Kembali ke NKRI, Eks Amir Jamaah Islamiyah Sampaikan Permintaan Maaf

10 hari lalu

Kembali ke NKRI, Eks Amir Jamaah Islamiyah Sampaikan Permintaan Maaf

Mantan pimpinan Jamaah Islamiyah (JI) meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan kelompoknya

Baca Selengkapnya