Propam Polda NTT Investigasi Penganiayaan Pemred Floresa saat Meliput Penolakan Proyek Geothermal

Kamis, 17 Oktober 2024 08:39 WIB

Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Ariasandy. Foto: ANTARA/Ho-Humas Polda NTT

TEMPO.CO, Jakarta - Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (Polda NTT) memastikan akan melakukan audit terhadap anggota polisi yang diduga melakukan penganiayaan dan intimidasi terhadap Pemimpin Redaksi Floresa.

"Tim dari Propam Polda NTT akan langsung turun ke lapangan untuk melakukan audit investigasi terhadap pelaksanaan pengamanan yang diduga mengakibatkan penganiayaan oleh oknum anggota tersebut," tutur Kepala Bidang Humas Polda NTT Komisaris Besar Ariasandy dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis, 17 Oktober 2024.

Ariasandy menjelaskan bahwa setelah menerima laporan terkait dugaan penganiayaan dan intimidasi tersebut, Bidpropam Polda NTT membentuk tim investigasi untuk menangani kasus. Ia juga memastikan investigasi akan dilakukan secara transparan dan akuntabel. Rencananya, ungkap Ariasandy, tim investigasi akan melakukan audit di lokasi kejadian pada Jumat besok.

"Bidpropam sangat serius menangani laporan pengaduan dari jurnalis Media Floresa," katanya.

Laporan itu sendiri disampaikan oleh seorang jurnalis pada tanggal 11 Oktober 2024. Ia menjelaskan dirinya telah mengalami penganiayaan oleh seorang anggota Kepolisian Resor (Polres) Manggarai. Akibat tindakan tersebut, ungkap Ariasandy, pelapor mengalami kesakitan dan trauma.

Advertising
Advertising

"Setelah audit dan investigasi dilakukan, kami akan segera memberikan informasi terkait perkembangan kasus ini," ucap Ariasandy.

Sebelumnya, Pemimpin Redaksi Floresa, Herry Kabut, menjadi korban kekerasan aparat kepolisian di Poco Leok, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, NTT, pada Rabu, 2 Oktober 2024.

Dia mengaku mendapat perlakuan dicekik, dipukul, dan ditendang saat meliput unjuk rasa masyarakat adat setempat yang menolak perluasan proyek geothermal milik PLN ke wilayah kampung mereka. Selain itu, ia juga mengatakan sempat ditahan dalam mobil.

Herry menjelaskan, dirinya mendapat perlakuan kekerasan karena mengambil foto-foto dan dituduh memprovokasi masyarakat adat. Padahal, Herry menambahkan, tak satu pun aparat keamanan, pihak PLN, maupun pemerintah daerah setempat yang menegur atau mengimbau untuk tidak mengambil foto dan video.

Irsyan Hasyim berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Kantor Redaksi Jubi di Jayapura Papua Dilempar Bom Molotov

Berita terkait

Tema Materi Pembekalan Kabinet Prabowo Hari Kedua: Masa Depan AI, Antikorupsi, hingga Berurusan dengan Jurnalis

1 jam lalu

Tema Materi Pembekalan Kabinet Prabowo Hari Kedua: Masa Depan AI, Antikorupsi, hingga Berurusan dengan Jurnalis

Peserta pembekalan kabinet Prabowo akan mendapatkan materi masa depan AI hingga berurusan dengan jurnalis.

Baca Selengkapnya

Ipda Rudy Soik Ajukan Banding atas PTDH, Polda NTT Siap Fasilitasi

7 jam lalu

Ipda Rudy Soik Ajukan Banding atas PTDH, Polda NTT Siap Fasilitasi

Kabid Humas Polda NTT Kombes Ariasandy menyatakan kepolisian telah menerima permohonan banding Ipda Rudy Soik.

Baca Selengkapnya

Mabes Polri soal Pemecatan Ipda Rudy Soik: Kewenangan Polda NTT

1 hari lalu

Mabes Polri soal Pemecatan Ipda Rudy Soik: Kewenangan Polda NTT

Mabes Polri menyebut sudah melakukan asistensi dalam proses hukum kode etik Ipda Rudy Soik.

Baca Selengkapnya

Dipecat sebagai Polisi Setelah Ungkap Mafia BBM, Ipda Rudy Soik Akan Ajukan Banding dan PK

2 hari lalu

Dipecat sebagai Polisi Setelah Ungkap Mafia BBM, Ipda Rudy Soik Akan Ajukan Banding dan PK

Ipda Rudy Soik akan melawan pemecatan dirinya sebagai polisi. Menurit dia putusan PTDH dalam sidang kode etik adalah putusan yang menjijikkan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Hukum: 3 Pelanggaran HAM Kasus Vina dan Eky, Penganiaya Siswa Madrasah Aliyah di Tebet Jago Pencak Silat

2 hari lalu

Top 3 Hukum: 3 Pelanggaran HAM Kasus Vina dan Eky, Penganiaya Siswa Madrasah Aliyah di Tebet Jago Pencak Silat

Komnas HAM telah melakukan pemantauan terhadap kasus kematian Vina dan Eky di Cirebon 8 tahun silam dan menemukan 3 jenis pelanggaran HAM.

Baca Selengkapnya

Ipda Rudy Soik Dipecat Setelah Pasang Garis Polisi di TKP Mafia BBM Kupang

2 hari lalu

Ipda Rudy Soik Dipecat Setelah Pasang Garis Polisi di TKP Mafia BBM Kupang

Ipda Rudy Soik bertugas atas dasar Surat Perintah Penyelidikan yang dikeluarkan Kapolresta Kupang.

Baca Selengkapnya

Ipda Rudy Soik Dipecat Polda NTT karena Ungkap Kasus Mafia BBM

2 hari lalu

Ipda Rudy Soik Dipecat Polda NTT karena Ungkap Kasus Mafia BBM

Ipda Rudy Soik resmi dipecat dengan tidak hormat (PTDH) Polda NTT karena dinilai telah melakukan perbuatan pelanggaran Kode Etik Profesi Polri.

Baca Selengkapnya

Aliansi Warga NKRI Desak Reformasi Polri, Kasus Pemecatan Ipda Rudy Soik jadi Sorotan

2 hari lalu

Aliansi Warga NKRI Desak Reformasi Polri, Kasus Pemecatan Ipda Rudy Soik jadi Sorotan

Kasus pemecatan Ipda Rudy Soik menjadi titik api baru yang menyorot dugaan korupsi dan penyelewengan kewenangan dalam tubuh Polri.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemecatan Ipda Rudy Soik, Polisi yang Ungkap Mafia BBM di NTT

2 hari lalu

Kronologi Pemecatan Ipda Rudy Soik, Polisi yang Ungkap Mafia BBM di NTT

Ipda Rudy Soik dinilai melanggar kode etik karena memasang garis polisi tidak sesuai prosedur saat ungkap mafia BBM di NTT.

Baca Selengkapnya

Polisi Menaikkan Kasus Penganiayaan Siswa Madrasah Aliyah di Tebet ke Penyidikan

2 hari lalu

Polisi Menaikkan Kasus Penganiayaan Siswa Madrasah Aliyah di Tebet ke Penyidikan

Polres Metro Jaksel menaikkan status penyidikan usai memeriksa saksi-saksi yang mengetahui peristiwa dugaan penganiayaan siswa Madrasah Aliyah itu.

Baca Selengkapnya