TEMPO.CO, Bekasi - Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bekasi, Jawa Barat, protes pasokan air baku dari Saluran Tarum Barat atau Kali Malang hanya satu kubik per detik. Padahal, kebutuhan air bebas limbah Kota Bekasi mencapai lima kubik per detik.
"Empat kubik sisanya disuplai dari Kali Bekasi," kata Anggota Komisi II DPRD, Kota Bekasi, Ariyanto Hendrata, Rabu, 27 September 2017.
Menurut dia, kualitas air dari dua sumber tersebut jauh berbeda. Dari Kali Bekasi banyak terpapar limbah, sedangkan dari Kali Malang cenderung lebih bersih.
Menurut Ariyanto, lima kubik kebutuhan air bebas limbah itu digunakan untuk produksi air bersih di dua Perusahaan Daerah Air Minum di Bekasi dan air irigasi. PDAM Tirta Patriot dan PDAM Tirta Bhagasasi membutuhkan masing-masing satu kubik, sisanya dipakai untuk memenuhi kebutuhan irigasi.
Baca: Pasokan Air Jakarta Barat Akan Seret Sejak Hari Ini
"Kalau Kali Bekasi tercemar berat, otomatis mengganggu produksi air bersih," kata dia. Dampaknya, kata dia, pelayanan air bersih kepada masyarakat terganggu.
Ariyanto memberi contoh pekan lalu air Kali Bekasi menghitam dan memunculkan aroma tak sedap. Walhasil, PDAM tidak memproduksi air bersih.
Ariyanto mendorong pemerintah daerah mengajukan penambahan air baku dari Kali Malang kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Sebab, berdasarkan informasi DKI akan marah jika air baku di Kali Malang diambil lebih dari satu kubik. "Harus adil, DKI diberi air yang bagus, Bekasi diberi yang banyak limbah," kata Ariyanto.
Baca: Bendungan Katulampa Kosong, Tak Ada Air untuk Jakarta
Pjs Direktur Utama PDAM Tirta Patriot, Cecep Ahmadi membenarkan kalau suplai dari Kali Malang hanya satu kubik. Pembagian pasokan air itu tertuang dalam perjanjian kerja sama dengan Perusahaan Umum Jasa Tirta yang mempunyai kewenangan mengolah air baku. "Sebagian besar dari Kali Bekasi," kata Cecep.
Cecep menginginkan sebagian pasokan air baku disuplai dari Kali Malang. Sehingga produksi air bersih bagi 48 ribu pelanggan PDAM di wilayah Bekasi bagian utara tidak terganggu meski Kali Bekasi tercemar limbah. "Sekarang ini belum normal, biasanya produksi sehari 480 liter per detik, sekarang baru 450 liter per detik," kata dia.
ADI WARSONO