TEMPO.CO, Jakarta - PT MRT Jakarta memutuskan untuk menghentikan sementara kegiatan pengangkutan untuk pemasangan parapet setelah insiden jatuhnya dinding beton pembatas MRT di Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan, Jumat malam. Penghentian sementara kegiatan pengangkutan untuk pemasangan parapet terjadi di proyek CP 103 MRT. Proyek CP 103 meliputi area Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja.
"Untuk sementara pekerjaan lifting-nya di site ini kami hentikan dulu untuk menyelesaikan investigasi supaya tahu penyebab inti insiden tersebut," kata Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim di proyek Stasiun MRT Haji Nawi, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 4 November 2017. Untuk kegiatan konstruksi selain pengangkutan, akan tetap berjalan.
Tembok beton pembatas jalur layang MRT atau overhead catenary system (OCS) parapet di Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan, roboh saat pemasangan, Jumat malam, 3 November 2017. Crane truck pengangkat parapet yang tidak stabil diduga menjadi penyebabnya. Akibat jatuhnya parapet, seorang pengendara sepeda motor mengalami luka ringan karena menghindari beton itu.
Baca: Tembok Pembatas Jatuh, MRT Sebut Kontraktor Lengah
Silvi menargetkan pengerjaan pengangkutan di area CP 103 akan kembali dilanjutkan paling lambat besok. "Sesudah investigasi selesai, mungkin hari ini atau besok," kata dia. "Supaya kami bisa langsung melakukan perbaikan."
Baca Juga:
Saat ini, PT MRT Jakarta telah melakukan investigasi sebanyak dua kali terhadap insiden ini, yaitu tadi malam dan pagi tadi sekitar pukul 08.30. Rencananya, investigasi mendalam akan kembali dilakukan dan diselesaikan hari ini.
Berdasarkan dua investigasi sebelumnya, Silvi menemukan ada salah komunikasi antara pekerja atas dan bawah ketika proses pengangkutan parapet tadi malam. "Tadi malam belum stop traffic, pekerjaan di atas sudah mulai," ucap dia. Panjang lengan crane yang melebihi batas juga diduga menjadi penyebabnya.