TEMPO.CO, Tangerang - Ada beragam cara memperingati Hari Pahlawan selain melaksanakan upacara dan tabur bunga mengenang para pahlawan yang gugur di medan perang. Di Tangerang, polisi memperingati hari pahlawan hari ini, Jumat, 10 November 2017 dengan cara berbeda. Di Polres Metropolitan Tangerang Kota para polisi pria dan wanita mengenakan kostum pejuang.
Wakil Kepala Polresta Kota Tangerang Ajun Komisaris Besar Harley H. Silalahi mengatakan pemakaian kostum ala pahlawan kemerdekaan ini sebagai bentuk penghormatan terhadap para pahlawan kusuma bangsa yang telah gugur dalam pertempuran melawan para penjajah untuk meraih kemerdekaan Negara Republik Indonesia.
"Sebagian anggota kami yang menggunakan seragam ala pahlawan di tempatkan di beberapa titik, seperti di Pelayanan Pintu Masuk Polres, kemudian di Pelayanan SKCK, di SPKT atau tempat pelayanan warga masyarakat yang melapor," kata Harley.
Baca: Demo Buruh KSPI di Hari Pahlawan, Said: Anies-Sandi Ulangi Ahok
Para polisi berkostum pahlawan dan pakaian adat juga tampak terlihat pada saat melakukan Operasi Zebra Jaya 2017 yang digelar di Jalan sekitar Alun-alun Ahmad Yani Kota Tangerang.
Di Polresta Tangerang Selatan, peringatan Hari Pahlawan dilakukan dengan memasang poster tiga tokoh perjuangan tempo dulu di pintu masuk Polresta. Tiga pahlawan itu adalah KH Mohammad Hasyim Asy'ari, Soetomo (Bung Tomo), dan Lettu Muhamad Jassin.
Menurut Kepala Satuan Reserse Kriminal Ajun Komisaris Ahmad Alexander Yurikho, Polres Kota Tangerang Selatan ingin membuka ingatan generasi saat ini tentang perjuangan para tokoh itu ketika memperingati Hari Pahlawan 10 November 2017.
"Kami berusaha menyegarkan kembali peran sentral tiga tokoh yang menyebabkan bergeloranya perlawanan masyarakat Surabaya untuk melawan Sekutu yang diboncengi NICA," kata Yurikho kepada Tempo.
Baca: Upacara Hari Pahlawan, Sandiaga: Pidato Terpanjang Dalam Hidupku
Menurut Yurikho, KH Mohammad Hasyim Asy'ari berperan menggerakkan kyai dan santri dengan semangat fisabillillah untuk membela Tanah Air Indonesia. Pahlawan nasional Soetomo atau Bung Tomo, dinilai mampu menggetarkan hati dan menggerakkan pemuda Surabaya dengan pekik takbir dalam pidato-nya sehingga seluruh pemuda berjuang untuk mempertahankan Tanah Air Indonesia.
Tokoh Hari Pahlawan lainnya adalah Lettu Muhammad Jasin, yang berperan memimpin satu-satunya pasukan bersenjata yang masih dimiliki Indonesia pada saat itu sehingga menjadi role model cara berperang bagi masyarakat Surabaya.