TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai Inspektur Upacara Peringatan Hari Pahlawan ke-72 di Lapangan Eks IRTI Monas, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno bertugas membacakan pidato Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Upacara kali ini merupakan pengalaman pertama bagi Sandiaga sejak dilantik menjadi wakil gubernur.
Menurut Sandi, pidato Khofifah setebal 12 halaman itu merupakan pidato terpanjang yang pernah ia bacakan. "Pidatonya panjang banget. 12 halaman. Pidato terpanjang dalam sejarah hidupku," ujar Sandiaga di Monas, Jumat, 10 November 2017.
Sandiaga Uno menilai pidato yang ditulis oleh Khofifah sangat baik karena mengingatkan dirinya akan pahlawan di sekitarnya yang bergerak secara senyap dan sunyi. Pahlawan adalah mereka yang bicara tidak berkoar-koar menyebut dirinya telah berjasa.
"Pahlawan itu adalah guru-guru kita, orang tua kita, yang membesarkan kita. Pahlawan ini tentunya pahlawan yang ada di zaman now," ujar Sandiaga.
Baca: Pimpin Upacara Hari Pahlawan, Sandiaga: Bersatu Membangun Negeri
Menurut Sandi, seorang pahlawan zaman kini harus mampu meneruskan perjuangan para pendahulu yang telah berjuang merebut kemerdekaan dengan cara memperkokoh persatuan. Pesan Khofifah itu sudah sangat jelas, relevan, dan orisinil.
Sandiaga menilai semangat tersebut harus disebarluaskan bahwa ke depan pahlawan-pahlawan yang ada di sekitar kita harus selalu berpikir positif dan konstruktif. "Pahlawan ini yang membangun dan merekat persatuan bangsa yang memajukan Indonesia ke depan," ujar Sandi.
Dalam pidato Khofifah itu, Sandi menuturkan para pendiri bangsa menyampaikan pesan penting kepada kita. Pesan itu berisi setelah kemerdekaan diraih, maka tahapan selanjutnya seluruh rakyat Indonesia harus bersatu untuk bisa memasuki tahapan bernegara. Selanjutnya, kata Sandiaga, maka akan tercipta masyarakat yang berdaulat, adil, dan makmur.
"Oleh karena pesan fundamental itulah maka peringatan Hari Pahlawan 10 November tahun 2017 ini kita mengambil tema "Perkokoh Persatuan Membangun Negeri"," ujar Sandiaga.