TEMPO.CO, Bekasi - Kalau Mesir mempunyai situs bersejarah berupa piramid, Kota Bekasi punya yang mirip. Namun, piramid di Bekasi bukan dibuat dari bebatuan kuno yang dipadu dengan teknologi tinggi di masa lalu. Piramid Bekasi tersebut berupa tumpukan sampah Jakarta di Bantargebang yang menggunung lalu dibentuk seperti piramid Mesir.
Tempat Pengolasan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang di Kecamatan Bantargebang mengalami perubahan sejak diambilalih dari pengelola sebelumnya, PT Godang Tua Jaya. Pemerintah DKI Jakarta terus berupaya memperbaiki pengolahan sampah Jakarta setelah carut-marut transisi dari pihak swasta yang mengelola sampah warga Ibukota sejak Juli 2016.
"(Sanmpah) Kami susun seperti piramida," kata Kepala Unit Pengelolaan Sampah Terpadu (UPST) Bantargebang di bawah Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, pada Rabu, 29 November 2017.
TPST Bantargebang milik DKI Jakarta berada di lahan seluas 110,8 hektare. Titik buang sampah Jakarta terbagi menjadi lima titik, yaitu Zona I, II dan V total seluas 48 hektare, Zona III luas 20 hektare, Zona IV luas 6,5 hektare, dan Zona Kepala Burung tiga hektare. Sisanya adalah lahan jalan, kantor, pengolahan kompos, dan power house.
Menurut Asep, cara itu untuk menghindari longsor sampah Jakarta karena tumpukan sampah di TPST Bantargebang sudah menjulang mencapai ketinggian 25 meter. Kini, sampah Jakarta tersebut hanya ditumpuk karena belum ada teknologi pengolahannya.
UPST Bantargebang tak hanya menumpuk sampah Jakarta. Namun, sampah ditumpuk dengan sistem sanitary landfil, yakni setiap tumpukan sampah setinggi tiga meter dilapisi tanah. "Ini untuk meminimalisasi bau sampah menyebar."
Selanjutnya, piramid sampah Jakarta yang sudah mencapai ketinggian maksimal ditutup dengan geomembrane agar tak terkontaminasi air hujan. Ini dilakukan agar gunungan sampah bisa menyusut sebab, gunungan sampah paling banyak berisi air dan gas metana.
"Penyerapan gas metana untuk diolah menjadi listrik juga maksimal," ucap Asep.
Adapun Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji menyatakan, piramid sampah Jakarta di TPST Bantargebang sempat viral di media sosial. "Kami buat trap-trap pada titik buang sehingga membentuk piramid."